Sabtu, 20 September 2008

Kecantikan Sejati

Adalah kebahagiaan seorang laki-laki ketika Allah menganugrahkannya seorang istri yang apabila ia memandangnya, ia merasa semakin sayang. Kepenatan selama di luar rumah terkikis ketika memandang wajah istri yang tercinta. Kesenangan di luar tak menjadikan suami merasa jengah di rumah. Sebab surga ada di rumahnya; Baiti Jannati (rumahku surgaku).


Kebahagiaan ini lahir dari istri yang apabila suami memandangnya, membuat suami bertambah kuat jalinan perasaannya. Wajah istri adalah keteduhan, telaga yang memberi kesejukan ketika suami mengalami kegerahan. Lalu apakah yang ada pada diri seorang istri, sehingga ketika suami memandangnya semakin besar rasa sayangnya? Konon, seorang laki-laki akan mudah terkesan oleh kecantikan wajah. Sempurnalah kebahagiaan seorang laki-laki jika ia memiliki istri yang berwajah memikat.

Tapi asumsi ini segera dibantah oleh dua hal. Pertama, bantahan berupa fakta-fakta. Dan kedua, bantahan dari sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Konon, Christina Onassis, mempunyai wajah yang sangat cantik. Ia juga memiliki kekayaan yang sangat besar. Mendiang ayahnya meninggalkan harta warisan yang berlimpah, antara lain kapal pesiar pribadi, dan pulau milik pribadi juga. Telah beberapa kali menikah, tetapi Christina harus menghadapi kenyataan pahit. Seluruh pernikahannya berakhir dengan kekecewaan. Terakhir ia menutup kisah hidupnya dengan satu keputusan: bunuh diri.

Kecantikan wajah Christina tidak membuat suaminya semakin sayang ketika memandangnya. Jalinan perasaan antara ia dan suami-suaminya tidak pernah kuat.

Kasus ini memberikan ibroh kepada kita bahwa bukan kecantikan wajah secara fisik yang dapat membuat suami semakin sayang ketika memandangnya. Ada yang bersifat psikis, atau lebih tepatnya bersifat qalbiyyah!

Bantahan kedua, sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam: “Seorang wanita dinikahi karena empat hal; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah yang taat beragama niscaya kamu akan beruntung.” (HR. bukhari, Muslim)

Hadist di atas sebagai penguat bahwa kesejukan ketika memandang sehingga perasaan suami semakin sayang, letaknya bukan pada keelokan rupa secara zhahir. Ada yang bersifat bathiniyyah.

Dengan demikian wahai saudariku muslimah, tidak mesti kita harus mempercantik diri dengan alat kosmetik atau dengan menggunakan gaun-gaun aduhai yang akhirnya akan membawa kita pada sikap berlebihan pada hal yang halal bahkan menyebabkan kita menjadi lalai dan meninggalkan segala yang bermanfaat dalam perkara-perkara akhirat, wal ‘iyadzubillah. Namun tidak berarti kita meninggalkan perawatan diri dengan menjaga fitrah manusia, dengan menjaga kebersihan, kesegaran dan keharuman tubuh yang akhirnya melalaikan diri dalam menjaga hak suami. Ada yang lebih berarti dari semua itu, ada yang lebih penting untuk kita lakukan demi mendapatkan cinta suami.

Sesungguhnya cinta yang dicari dari diri seorang wanita adalah sesuatu pengaruh yang terbit dari dalam jiwa dengan segala kemuliaannya dan mempunyai harga diri, dapat menjaga diri, suci, bersih, dan membuat kehidupan lebih tinggi di atas egonya.

Untuk itulah saudariku muslimah… Tuangkanlah di dalam dada dan hatimu dengan cinta dan kasih sayang serta tanamkanlah kemuliaan wanita muslimah seperti jiwamu yang penuh dengan kebaikan, perhatian serta kelembutan. Bukankah kita telah melihat contoh-contoh yang gemilang dari pribadi-pribadi yang kuat dari para shahabiyyah radiyallahu ‘anhunna…?

Janganlah engkau penuhi dirimu dengan ahlak yang selalu sedih dan gelisah, banyak pengaduan dan keluh kesah dan selalu mengancam, karena hal tersebut akan menggelapkan hatimu. Tersenyumlah untuk kehidupan. Seperti kuatnya para shahabiyyah dalam menghadapi kehidupan yang keras dan betapa kuatnya wanita-wanita yang lembut itu mempertahankan agamanya…

Perhiasan jiwa, itulah yang lebih utama. Yaitu sifat-sifat dan budi pekerti yang diajarkan Islam, yang diawali dengan sifat keimanan. Sebagaimana firman Allah, (yang artinya) “Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan.” (QS. Al-Hujaraat: 7)

Apabila keimanan telah benar-benar terpatri dalam hati, maka akan tumbuhlah sifat-sifat indah yang menghiasi diri manusia, mulai dari Ketakwaan, Ilmu, Rasa Malu, Jujur, Terhormat, Berani, Sabar, Lemah Lembut, Baik Budi Pekerti, Menjaga Silaturrahim, dan sifat-sifat terpuji lainnya yang tidak mungkin disebut satu-persatu. Semuanya adalah nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada hamba-hambanya agar dapat bahagia hidup di dunia dan akhirat.

Wanita benar-benar sangat diuntungkan, karena ia memiliki kesempatan yang lebih besar dalam hal perhiasan jiwa dengan arti yang sesungguhnya, yaitu ketika wanita memiliki sifat-sifat terpuji yang mengangkat derajatnya ke puncak kemuliaan, dan jauh dari segala sesuatu yang dapat menghancurkanya dan menghilangkan rasa malunya….!

Saudariku… jika engkau telah menikah, maka nasihat ini untuk mengingatkanmu agar engkau selalu menampilkan kecantikan dirimu dengan kecantikan sejati yang berasal dari dalam jiwamu, bukan dengan kecantikan sebab yang akan lenyap dengan lenyapnya sebab.

Saudariku… jika saat ini Allah belum mengaruniai engkau jodoh seorang suami yang sholeh, maka persiapkanlah dirimu untuk menjadi istri yang sholihah dengan memperbaiki diri dari kekurangan yang dimiliki lalu tutuplah ia dengan memunculkan potensi yang engkau miliki untuk mendekatkan dirimu kepada Yang Maha Rahman, mempercantik diri dengan ketakwaan kepada Allah yang dengannya akan tumbuh keimanan dalam hatimu sehingga engkau dapat menghiasi dirimu dengan akhlak yang mulia.

Saudariku… ini adalah sebuah nasihat yang apabila engkau mengambilnya maka tidak ada yang akan diuntungkan melainkan dirimu sendiri.




Sumber : Buletin al-Izzah

Kamis, 18 September 2008

Ketika Derita Mengabadikan Cinta

"Kini tiba saatnya kita semua mendengarkan nasihat pernikahan untuk
kedua mempelai yang akan disampaikan oleh yang terhormat Prof. Dr.
Mamduh Hasan Al-Ganzouri . Beliau adalah Ketua Ikatan Dokter Kairo dan
Dikrektur Rumah Sakit Qashrul Aini, seorang pakar syaraf terkemuka di
Timur Tengah, yang tak lain adalah juga dosen kedua mempelai. Kepada
Professor dipersilahkan. .."

Suara pembawa acara walimatul urs itu menggema di seluruh ruangan
resepsi pernikahan nan mewah di Hotel Hilton Ramses yang terletak di
tepi sungai Nil, Kairo.

Seluruh hadirin menanti dengan penasaran, apa kiranya yang akan
disampaikan pakar syaraf jebolan London itu. Hati mereka menanti-nanti
mungkin akan ada kejutan baru mengenai hubungan pernikahan dengan
kesehatan syaraf dari professor yang murah senyum dan sering nongol di
televisi itu.

Sejurus kemudian, seorang laki-laki separuh baya berambut putih
melangkah menuju podium. Langkahnya tegap. Air muka di wajahnya
memancarkan wibawa. Kepalanya yang sedikit botak, meyakinkan bahwa ia
memang seorang ilmuan berbobot. Sorot matanya yang tajam dan kuat,
mengisyaratkan pribadi yang tegas. Begitu sampai di podium, kamera video
dan lampu sorot langsung shoot ke arahnya. Sesaat sebelum bicara,
seperti biasa, ia sentuh gagang kacamatanya, lalu...

Bismillah, alhamdulillah, washalatu was salamu'ala Rasulillah, amma
ba'du. Sebelumnya saya mohon ma'af , saya tidak bisa memberi nasihat
lazimnya para ulama, para mubhaligh dan para ustadz. Namun pada
kesempatan kali ini perkenankan saya bercerita...
Cerita yang hendak saya sampaikan kali ini bukan fiktif belaka dan bukan
cerita biasa. Tetapi sebuah pengalaman hidup yang tak ternilai harganya,
yang telah saya kecap dengan segenap jasad dan jiwa saya. Harapan saya,
mempelai berdua dan hadirin sekalian yang dimuliakan Allah bisa
mengambil hikmah dan pelajaran yang dikandungnya. Ambilah mutiaranya dan
buanglah lumpurnya.

Saya berharap kisah nyata saya ini bisa melunakkan hati yang keras,
melukiskan nuansa-nuansa cinta dalam kedamaian, serta menghadirkan
kesetiaan pada segenap hati yang menangkapnya.
Tiga puluh tahun yang lalu ...
Saya adalah seorang pemuda, hidup di tengah keluarga bangsawan menengah
ke atas. Ayah saya seorang perwira tinggi, keturunan "Pasha" yang
terhormat di negeri ini. Ibu saya tak kalah terhormatnya, seorang lady
dari keluarga aristokrat terkemuka di Ma'adi, ia berpendidikan tinggi,
ekonom jebolan Sorbonne yang memegang jabatan penting dan sangat
dihormati kalangan elit politik di negeri ini.

Saya anak sulung, adik saya dua, lelaki dan perempuan. Kami hidup dalam
suasana aristokrat dengan tatanan hidup tersendiri. Perjalanan hidup
sepenuhnya diatur dengan undang-undang dan norma aristokrat. Keluarga
besar kami hanya mengenal pergaulan dengan kalangan aristokrat atau
kalangan high class yang sepadan!

Entah kenapa saya merasa tidak puas dengan cara hidup seperti ini. Saya
merasa terkukung dan terbelenggu dengan strata sosial yang
didewa-dewakan keluarga. Saya tidak merasakan benar hidup yang saya
cari. Saya lebih merasa hidup justru saat bergaul dengan teman-teman
dari kalangan bawah yang menghadapi hidup dengan penuh rintangan dan
perjuangan. Hal ini ternyata membuat gusar keluarga saya, mereka
menganggap saya ceroboh dan tidak bisa menjaga status sosial keluarga.
Pergaulan saya dengan orang yang selalu basah keringat dalam mencari
pengganjal perut dianggap memalukan keluarga. Namun saya tidak peduli.

Karena ayah memperoleh warisan yan sangat besar dari kakek, dan ibu
mampu mengembangkannya dengan berlipat ganda, maka kami hidup mewah
dengan selera tinggi. Jika musim panas tiba, kami biasa berlibur ke luar
negri, ke Paris, Roma, Sydney atau kota besar dunia lainnya. Jika
berlibur di dalam negeri ke Alexandria misalnya, maka pilihan keluarga
kami adalah hotel San Stefano atau hotel mewah di Montaza yang
berdekatan dengan istana Raja Faruq.

Begitu masuk fakultas kedokteran, saya dibelikan mobil mewah.
Berkali-kali saya minta pada ayah untuk menggantikannya dengan mobil
biasa saja, agar lebih enak bergaul dengan teman-teman dan para dosen.
Tetapi beliau menolak mentah-mentah.

"Justru dengan mobil mewah itu kamu akan dihormati siapa saja" tegas
ayah.

Terpaksa saya pakai mobil itu meskipun dalam hati saya membantah
habis-habisan pendapat materialis ayah. Dan agar lebih nyaman di hati,
saya parkir mobil itu agak jauh dari tempat kuliah.

Ketika itu saya jatuh cinta pada teman kuliah. Seorang gadis yang penuh
pesona lahir batin. Saya tertarik dengan kesederhanaan, kesahajaan, dan
kemuliaan ahlaknya. Dari keteduhan wajahnya saya menangkap dalam relung
hatinya tersimpan kesetiaan dan kelembutan tiada tara. Kecantikan dan
kecerdasannya sangat menajubkan. Ia gadis yang beradab dan berprestasi,
sama seperti saya.

Gayung pun bersambut. Dia ternyata juga mencintai saya. Saya merasa
telah menemukan pasangan hidup yang tepat. Kami berjanji untuk
menempatkan cinta ini dalam ikatan suci yang diridhai Allah, yaitu
ikatan pernikahan. Akhirnya kami berdua lulus dengan nilai tertinggi di
fakultas. Maka datanglah saat untuk mewujudkan impian kami berdua
menjadi kenyataan. Kami ingin memadu cinta penuh bahagia di jalan yang
lurus.

Saya buka keinginan saya untuk melamar dan menikahi gadis pujaan hati
pada keluarga. Saya ajak dia berkunjung ke rumah. Ayah, ibu, dan
saudara-saudara saya semuanya takjub dengan kecantikan, kelembutan, dan
kecerdasannya. Ibu saya memuji cita rasanya dalam memilih warna pakaian
serta tutur bahasanya yang halus.
Usai kunjungan itu, ayah bertanya tentang pekerjaan ayahnya. Begitu saya
beritahu, serta merta meledaklah badai kemarahan ayah dan membanting
gelas yang ada di dekatnya. Bahkan beliau mengultimatum: Pernikahan ini
tidak boleh terjadi selamanya!

Beliau menegaskan bahwa selama beliau masih hidup rencana pernikahan
dengan gadis berakhlak mulia itu tidak boleh terjadi. Pembuluh otak saya
nyaris pecah pada saat itu menahan remuk redam kepedihan batin yang tak
terkira.

Hadirin semua, apakah anda tahu sebabnya? Kenapa ayah saya berlaku
sedemikian sadis? Sebabnya, karena ayah calon istri saya itu tukang
cukur....tukang cukur, ya... sekali lagi tukang cukur! Saya katakan
dengan bangga. Karena, meski hanya tukang cukur, dia seorang lelaki
sejati. Seorang pekerja keras yang telah menunaikan kewajibannya dengan
baik kepada keluarganya. Dia telah mengukir satu prestasi yang tak
banyak dilakukan para bangsawan "Pasha". Lewat tangannya ia lahirkan
tiga dokter, seorang insinyur dan seorang letnan, meskipun dia sama
sekali tidak mengecap bangku pendidikan.

Ibu, saudara dan semua keluarga berpihak kepada ayah. Saya berdiri
sendiri, tidak ada yang membela. Pada saat yang sama adik saya membawa
pacarnya yang telah hamil 2 bulan ke rumah. Minta direstui. Ayah ibu
langsung merestui dan menyiapkan biaya pesta pernikahannya sebesar 500
ribu ponds. Saya protes kepada mereka, kenapa ada perlakuan tidak adil
seperti ini? Kenapa saya yang ingin bercinta di jalan yang lurus tidak
direstui, sedangkan adik saya yang jelas-jelas telah berzina,
bergonta-ganti pacar dan akhirnya menghamili pacarnya yang entah yang ke
berapa di luar akad nikah malah direstui dan diberi fasilitas maha
besar? Dengan enteng ayah menjawab. "Karena kamu memilih pasangan hidup
dari strata yang salah dan akan menurunkan martabat keluarga, sedangkan
pacar adik kamu yang hamil itu anak menteri, dia akan menaikkan martabat
keluarga besar Al Ganzouri."
Hadirin semua, semakin perih luka dalam hati saya. Kalau dia bukan ayah
saya, tentu sudah saya maki habis-habisan. Mungkin itulah tanda kiamat
sudah dekat, yang ingin hidup bersih dengan menikah dihalangi, namun
yang jelas berzina justru difasilitasi.

Dengan menyebut asma Allah, saya putuskan untuk membela cinta dan hidup
saya. Saya ingin buktikan pada siapa saja, bahwa cara dan pasangan
bercinta pilihan saya adalah benar. Saya tidak ingin apa-apa selain
menikah dan hidup baik-baik sesuai dengan tuntunan suci yang saya yakini
kebenarannya. Itu saja.

Saya bawa kaki ini melangkah ke rumah kasih dan saya temui ayahnya.
Dengan penuh kejujuran saya jelaskan apa yang sebenarnya terjadi, dengan
harapan beliau berlaku bijak merestui rencana saya. Namun, la haula wala
quwwata illa billah, saya dikejutkan oleh sikap beliau setelah
mengetahui penolakan keluarga saya. Beliaupun menolak mentah-mentah
untuk mengawinkan putrinya dengan saya. Ternyata beliau menjawabnya
dengan reaksi lebih keras, beliau tidak menganggapnya sebagai anak jika
tetap nekad menikah dengan saya.

Kami berdua bingung, jiwa kami tersiksa. Keluarga saya menolak
pernikahan ini terjadi karena alasan status sosial , sedangkan keluarga
dia menolak karena alasan membela kehormatan.

Berhari-hari saya dan dia hidup berlinang air mata, beratap dan bertanya
kenapa orang-orang itu tidak memiliki kesejukan cinta?

Setelah berpikir panjang, akhirnya saya putuskan untuk mengakhiri
penderitaan ini. Suatu hari saya ajak gadis yang saya cintai itu ke
kantor ma'dzun syari (petugas pencatat nikah) disertai 3 orang sahabat
karibku. Kami berikan identitas kami dan kami minta ma'dzun untuk
melaksanakan akad nikah kami secara syari'ah mengikuti mahzab imam
Hanafi.
Ketika Ma'dzun menuntun saya, "Mamduh, ucapkanlah kalimat ini: Saya
terima nikah kamu sesuai dengan sunatullah wa rasulih dan dengan mahar
yang kita sepakati bersama serta dengan memakai mahzab Imam Abu
Hanifah."

Seketika itu bercucuranlah air mata saya, air mata dia dan air mata 3
sahabat saya yang tahu persis detail perjalanan menuju akad nikah itu.
Kami keluar dari kantor itu resmi menjadi suami-isteri yang sah di mata
Allah SWT dan manusia. Saya bisikkan ke istri saya agar menyiapkan
kesabaran lebih, sebab rasanya penderitaan ini belum berakhir.
Seperti yang saya duga, penderitaan itu belum berakhir, akad nikah kami
membuat murka keluarga. Prahara kehidupan menanti di depan mata. Begitu
mencium pernikahan kami, saya diusir oleh ayah dari rumah. Mobil dan
segala fasilitas yang ada disita. Saya pergi dari rumah tanpa membawa
apa-apa. Kecuali tas kumal berisi beberapa potong pakaian dan uang
sebanyak 4 pound saja! Itulah sisa uang yang saya miliki sehabis
membayar ongkos akad nikah di kantor ma'dzun.

Begitu pula dengan istriku, ia pun diusir oleh keluarganya. Lebih tragis
lagi ia hanya membawa tas kecil berisi pakaian dan uang sebanyak 2
pound, tak lebih! Total kami hanya pegang uang 6 pound atau 2 dolar!!!

Ah, apa yang bisa kami lakukan dengan uang 6 pound? Kami berdua bertemu
di jalan layaknya gelandangan. Saat itu adalah bulan Februari, tepat
pada puncak musim dingin. Kami menggigil, rasa cemas, takut, sedih dan
sengsara campur aduk menjadi satu. Hanya saja saat mata kami yang
berkaca-kaca bertatapan penuh cinta dan jiwa menyatu dalam dekapan kasih
sayang , rasa berdaya dan hidup menjalari sukma kami.
"Habibi, maafkan kanda yang membawamu ke jurang kesengsaraan seperti
ini. Maafkan Kanda!"
"Tidak... Kanda tidak salah, langkah yang kanda tempuh benar. Kita telah
berpikir benar dan bercinta dengan benar. Merekalah yang tidak bisa
menghargai kebenaran. Mereka masih diselimuti cara berpikir anak kecil.
Suatu ketika mereka akan tahu bahwa kita benar dan tindakan mereka
salah. Saya tidak menyesal dengan langkah yang kita tempuh ini.
Percayalah, insya Allah, saya akan setia mendampingi kanda, selama kanda
tetap setia membawa dinda ke jalan yang lurus. Kita akan buktikan kepada
mereka bahwa kita bisa hidup dan jaya dengan keyakinan cinta kita. Suatu
ketika saat kita gapai kejayaan itu kita ulurkan tangan kita dan kita
berikan senyum kita pada mereka dan mereka akan menangis haru.
Air mata mereka akan mengalir deras seperti derasnya air mata derita
kita saat ini," jawab isteri saya dengan terisak dalam pelukan.

Kata-katanya memberikan sugesti luar biasa pada diri saya. Lahirlah rasa
optimisme untuk hidup. Rasa takut dan cemas itu sirna seketika. Apalagi
teringat bahwa satu bulan lagi kami akan diangkat menjadi dokter. Dan
sebagai lulusan terbaik masing-masing dari kami akan menerima
penghargaan dan uang sebanyak 40 pound.

Malam semakin melarut dan hawa dingin semakin menggigit. Kami duduk di
emperan toko berdua sebagai gembel yang tidak punya apa-apa. Dalam
kebekuan, otak kami terus berputar mencari jalan keluar. Tidak mungkin
kami tidur di emperan toko itu. Jalan keluar pun datang juga. Dengan
sisa uang 6 pound itu kami masih bisa meminjam sebuah toko selama 24
jam.

Saya berhasil menghubungi seorang teman yang memberi pinjaman sebanyak
50 pound. Ia bahkan mengantarkan kami mencarikan losmen ala kadarnya
yang murah.

Saat kami berteduh dalam kamar sederhana, segera kami disadarkan kembali
bahwa kami berada di lembah kehidupan yang susah, kami harus
mengarunginya berdua dan tidak ada yang menolong kecuali cinta, kasih
sayang dan perjuangan keras kami berdua serta rahmat Allah SWT.

Kami hidup dalam losmen itu beberapa hari, sampai teman kami berhasil
menemukan rumah kontrakan sederhana di daerah kumuh Syubra Khaimah. Bagi
kaum aristokrat, rumah kontrakan kami mungkin dipandang sepantasnya
adalah untuk kandang binatang kesayangan mereka. Bahkan rumah binatang
kesayangan mereka mungkin lebih bagus dari rumah kontrakan kami.

Namun bagi kami adalah hadiah dari langit. Apapun bentuk rumah itu, jika
seorang gelandangan tanpa rumah menemukan tempat berteduh ia bagai
mendapat hadiah agung dari langit. Kebetulan yang punya rumah sedang
membutuhkan uang, sehingga dia menerima akad sewa tanpa uang jaminan dan
uang administrasi lainnya. Jadi sewanya tak lebih dari 25 pound saja
untuk 3 bulan.

Betapa bahagianya kami saat itu, segera kami pindah kesana. Lalu kami
pergi membeli perkakas rumah untuk pertama kalinya. Tak lebih dari
sebuah kasur kasar dari kapas, dua bantal, satu meja kayu kecil, dua
kursi dan satu kompor gas sederhana sekali, kipas dan dua cangkir dari
tanah, itu saja... tak lebih.

Dalam hidup bersahaja dan belum dikatakan layak itu, kami merasa tetap
bahagia, karena kami selalu bersama. Adakah di dunia ini kebahagiaan
melebihi pertemuan dua orang yang diikat kuatnya cinta? Hidup bahagia
adalah hidup dengan gairah cinta. Dan kenapakah orang-orang di dunia
merindukan surga di akhirat? Karena di surga Allah menjanjikan cinta.
Ah, saya jadi teringat perkataan Ibnu Qayyim, bahwa nikmatnya
persetubuhan cinta yang dirasa sepasang suami-isteri di dunia adalah
untuk memberikan gambaran setetes nikmat yang disediakan oleh Allah di
surga. Jika percintaan suami-isteri itu nikmat, maka surga jauh lebih
nikmat dari semua itu. Nikmat cinta di surga tidak bisa dibayangkan.
Yang paling nikmat adalah cinta yang diberikan oleh Allah kepada
penghuni surga , saat Allah memperlihatkan wajah-Nya. Dan tidak semua
penghuni surga berhak menikmati indahnya wajah Allah SWT.

Untuk nikmat cinta itu, Allah menurunkan petunjuknya yaitu Al-Qur'an dan
Sunnah Rasul. Yang konsisten mengikuti petunjuk Allah-lah yang berhak
memperoleh segala cinta di surga.
Melalui penghayatan cinta ini, kami menemukan jalan-jalan lurus
mendekatkan diri kepada-Nya.

Istri saya jadi rajin membaca Al-Qur'an, lalu memakai jilbab, dan tiada
putus shalat malam. Di awal malam ia menjelma menjadi Rabi'ah Adawiyah
yang larut dalam samudra munajat kepada Tuhan. Pada waktu siang ia
adalah dokter yang penuh pengabdian dan belas kasihan. Ia memang wanita
yang berkarakter dan berkepribadian kuat, ia bertekad untuk hidup berdua
tanpa bantuan siapapun, kecuali Allah SWT. Dia juga seorang wanita yang
pandai mengatur keuangan. Uang sewa sebanyak 25 poud yang tersisa
setelah membayar sewa rumah cukup untuk makan dan transportasi selama
sebulan.

Tetanggga-tetangga kami yang sederhana sangat mencintai kami, dan
kamipun mencintai mereka. Mereka merasa kasihan melihat kemelaratan dan
derita hidup kami, padahal kami berdua adalah dokter. Sampai-sampai ada
yang bilang tanpa disengaja,"Ah, kami kira para dokter itu pasti kaya
semua, ternyata ada juga yang melarat sengsara seperti Mamduh dan
isterinya."
Akrabnya pergaulan kami dengan para tetangga banyak mengurangi nestapa
kami. Beberapa kali tetangga kami menawarkan bantuan-bantuan kecil
layaknya saudara sendiri. Ada yang menawarkan kepada isteri agar
menitipkan saja cuciannya pada mesin cuci mereka karena kami memang
dokter yang sibuk. Ada yang membelikan kebutuhan dokter. Ada yang
membantu membersihkan rumah. Saya sangat terkesan dengan pertolongan-
pertolongan mereka.

Kehangatan tetangga itu seolah-olah pengganti kasarnya perlakuan yang
kami terima dari keluarga kami sendiri. Keluarga kami bahkan tidak
terpanggil sama sekali untuk mencari dan mengunjungi kami. Yang lebih
menyakitkan mereka tidak membiarkan kami hidup tenang.

Suatu malam, ketika kami sedang tidur pulas, tiba-tiba rumah kami
digedor dan didobrak oleh 4 bajingan kiriman ayah saya. Mereka merusak
segala perkakas yang ada. Meja kayu satu-satunya, mereka patah-patahkan,
begitu juga dengan kursi. Kasur tempat kami tidur satu-satunya mereka
robek-robek. Mereka mengancam dan memaki kami dengan kata-kata kasar.
Lalu mereka keluar dengan ancaman, "Kalian tak akan hidup tenang, karena
berani menentang Tuan Pasha."

Yang mereka maksudkan dengan Tuan "Pasha" adalah ayah saya yang kala itu
pangkatnya naik menjadi jendral. Ke-empat bajingan itu pergi. Kami
berdua berpelukan, menangis bareng berbagi nestapa dan membangun
kekuatan. Lalu kami tata kembali rumah yang hancur. Kami kumpulkan lagi
kapas-kapas yang berserakan, kami masukan lagi ke dalam kasur dan kami
jahit kasur yang sobek-sobek tak karuan itu. Kami tata lagi buku-buku
yang berantakan. Meja dan kursi yang rusak itu berusaha kami perbaiki.
Lalu kami tertidur kecapaian dengan tangan erat bergenggaman, seolah
eratnya genggaman inilah sumber rasa aman dan kebahagiaan yang
meringankan intimidasi hidup ini.

Benar, firasat saya mengatakan ayah tidak akan membiarkan kami hidup
tenang. Saya mendapat kabar dari seorang teman bahwa ayah telah
merancang skenario keji untuk memenjarakan isteri saya dengan tuduhan
wanita tuna susila. Semua orang juga tahu kuatnya intelijen militer di
negeri ini. Mereka berhak melaksanakan apa saja dan undang-undang berada
di telapak kaki mereka. Saya hanya bisa pasrah total kepada Allah
mendengar hal itu.

Dan Masya Allah! Ayah telah merancang skenario itu dan tidak
mengurungkan niat jahatnya itu, kecuali setelah seorang teman karibku
berhasil memperdaya beliau dengan bersumpah akan berhasil membujuk saya
agar menceraikan isteri saya. Dan meminta ayah untuk bersabar dan tidak
menjalankan skenario itu , sebab kalau itu terjadi pasti pemberontakan
saya akan menjadi lebih keras dan bisa berbuat lebih nekad.

Tugas temanku itu adalah mengunjungi ayahku setiap pekan sambil meminta
beliau sabar, sampai berhasil meyakinkan saya untuk mencerai isteriku.
Inilah skenario temanku itu untuk terus mengulur waktu, sampai ayah
turun marahnya dan melupakan rencana kejamnya. Sementara saya bisa
mempersiapkan segala sesuatu lebih matang.

Beberapa bulan setelah itu datanglah saat wajib militer. Selama satu
tahun penuh saya menjalani wajib militer. Inilah masa yang saya
takutkan, tidak ada pemasukan sama sekali yang saya terima kecuali 6
pound setiap bulan. Dan saya mesti berpisah dengan belahan jiwa yang
sangat saya cintai. Nyaris selama 1 tahun saya tidak bisa tidur karena
memikirkan keselamatan isteri tercinta.

Tetapi Allah tidak melupakan kami, Dialah yang menjaga keselamatan
hamba-hamba- Nya yang beriman. Isteri saya hidup selamat bahkan dia
mendapatkan kesempatan magang di sebuah klinik kesehatan dekat rumah
kami. Jadi selama satu tahun ini, dia hidup berkecukupan dengan rahmat
Allah SWT.

Selesai wajib militer, saya langsung menumpahkan segenap rasa rindu
kepada kekasih hati. Saat itu adalah musim semi. Musim cinta dan
keindahan. Malam itu saya tatap matanya yang indah, wajahnya yang putih
bersih. Ia tersenyum manis. Saya reguk segala cintanya. Saya teringat
puisi seorang penyair Palestina yang memimpikan hidup bahagia dengan
pendamping setia & lepas dari belenggu derita:

Sambil menatap kaki langit
Kukatakan kepadanya
Di sana... di atas lautan pasir kita akan berbaring
Dan tidur nyenyak sampai subuh tiba
Bukan karna ketiadaan kata-kata
Tapi karena kupu-kupu kelelahan
Akan tidur di atas bibir kita
Besok, oh cintaku... besok
Kita akan bangun pagi sekali
Dengan para pelaut dan perahu layar mereka
Dan akan terbang bersama angin
Seperti burung-burung

Yah... saya pun memimpikan demikian. Ingin rasanya istirahat dari
nestapa dan derita. Saya utarakan mimpi itu kepada istri tercinta. Namun
dia ternyata punya pandangan lain. Dia malah bersih keras untuk masuk
program Magister bersama!

"Gila... ide gila!!!" pikirku saat itu. Bagaimana tidak...ini adalah
saat paling tepat untuk pergi meninggalkan Mesir dan mencari pekerjaan
sebagai dokter di negara Teluk, demi menjauhi permusuhan keluarga yang
tidak berperasaan. Tetapi istri saya tetap bersikukuh untuk meraih gelar
Magister dan menjawab logika yang saya tolak:

"Kita berdua paling berprestasi dalam angkatan kita dan mendapat tawaran
dari Fakultas sehingga akan mendapatkan keringanan biaya, kita harus
sabar sebentar menahan derita untuk meraih keabadian cinta dalam
kebahagiaan. Kita sudah kepalang basah menderita, kenapa tidak sekalian
kita rengguk sum-sum penderitaan ini. Kita sempurnakan prestasi akademis
kita, dan kita wujudkan mimpi indah kita."

Ia begitu tegas. Matanya yang indah tidak membiaskan keraguan atau
ketakutan sama sekali. Berhadapan dengan tekad baja istriku, hatiku pun
luluh. Kupenuhi ajakannya dengan perasaan takjub akan kesabaran dan
kekuatan jiwanya.

Jadilah kami berdua masuk Program Magister. Dan mulailah kami memasuki
hidup baru yang lebih menderita. Pemasukan pas-pasan, sementara
kebutuhan kuliah luar biasa banyaknya, dana untuk praktek, buku, dll.
Nyaris kami hidup laksana kaum Sufi, makan hanya dengan roti dan air.
Hari-hari yang kami lalui lebih berat dari hari-hari awal pernikahan
kami. Malam hari kami lalui bersama dengan perut kosong, teman setia
kami adalah air keran.

Masih terekam dalam memori saya, bagaimana kami belajar bersama dalam
suatu malam sampai didera rasa lapar yang tak terperikan, kami obati
dengan air. Yang terjadi malah kami muntah-muntah. Terpaksa uang untuk
beli buku kami ambil untuk pengganjal perut.

Siang hari, jangan tanya... kami terpaksa puasa. Dari keterpaksaan itu,
terjelmalah kebiasaan dan keikhlasan.

Meski demikian melaratnya, kami merasa bahagia. Kami tidak pernah
menyesal atau mengeluh sedikitpun. Tidak pernah saya melihat istri saya
mengeluh, menagis dan sedih ataupun marah karena suatu sebab. Kalaupun
dia menangis, itu bukan karena menyesali nasibnya, tetapi dia malah
lebih kasihan kepada saya. Dia kasihan melihat keadaan saya yang asalnya
terbiasa hidup mewah, tiba-tiba harus hidup sengsara layaknya
gelandangan.

Sebaliknya, sayapun merasa kasihan melihat keadaannya, dia yang asalnya
hidup nyaman dengan keluarganya, harus hidup menderita di rumah
kontrakan yang kumuh dan makan ala kadarnya.

Timbal balik perasaan ini ternya menciptakan suasana mawaddah yang luar
biasa kuatnya dalam diri kami. Saya tidak bisa lagi melukiskan rasa
sayang, hormat, dan cinta yang mendalam padanya.

Setiap kali saya angkat kepala dari buku, yang tampak di depan saya
adalah wajah istri saya yang lagi serius belajar. Kutatap wajahnya
dalam-dalam. Saya kagum pada bidadari saya ini. Merasa diperhatikan, dia
akan mengangkat pandangannya dari buku dan menatap saya penuh cinta
dengan senyumnya yang khas. Jika sudah demikian, penderitaan terlupakan
semua. Rasanya kamilah orang yang paling berbahagia di dunia ini.

"Allah menyertai orang-orang yang sabar, sayang..." bisiknya mesra
sambil tersenyum.

Lalu kami teruskan belajar dengan semangat membara.

Allah Maha Penyayang, usaha kami tidak sia-sia. Kami berdua meraih gelar
Magister dengan waktu tercepat di Mesir. Hanya 2 tahun saja! Namun, kami
belum keluar dari derita. Setelah meraih gelar Magister pun kami masih
hidup susah, tidur di atas kasur tipis dan tidak ada istilah makan enak
dalam hidup kami.

Sampai akhirnya rahmat Allah datang juga. Setelah usaha keras, kami
berhasil meneken kontrak kerja di sebuah rumah sakit di Kuwait. Dan
untuk pertama kalinya, setelah 5 tahun berselimut derita dan duka, kami
mengenal hidup layak dan tenang. Kami hidup di rumah yang mewah,
merasakan kembali tidur di kasur empuk dan kembali mengenal masakan
lezat.

Dua tahun setelah itu, kami dapat membeli villa berlantai dua di
Heliopolis, Kairo. Sebenarnya, saya rindu untuk kembali ke Mesir setelah
memiliki rumah yang layak. Tetapi istriku memang 'edan'. Ia kembali
mengeluarkan ide gila, yaitu ide untuk melanjutkan program Doktor
Spesialis di London, juga dengan logika yang sulit saya tolak:

"Kita dokter yang berprestasi. Hari-hari penuh derita telah kita lalui,
dan kita kini memiliki uang yang cukup untuk mengambil gelar Doktor di
London. Setelah bertahun-tahun hidup di lorong kumuh, tak ada salahnya
kita raih sekalian jenjang akademis tertinggi sambil merasakan hidup di
negara maju. Apalagi pihak rumah sakit telah menyediakan dana tambahan."

Kucium kening istriku, dan bismillah... kami berangkat ke London.
Singkatnya, dengan rahmat Allah, kami berdua berhasil menggondol gelar
Doktor dari London. Saya spesialis syaraf dan istri saya spesialis
jantung.

Setelah memperoleh gelar doktor spesialis, kami meneken kontrak kerja
baru di Kuwait dengan gaji luar biasa besarnya. Bahkan saya diangkat
sebagai direktur rumah sakit, dan istri saya sebagai wakilnya! Kami juga
mengajar di Universitas.

Kami pun dikaruniai seorang putri yang cantik dan cerdas. Saya namai dia
dengan nama istri terkasih, belahan jiwa yang menemaniku dalam suka dan
duka, yang tiada henti mengilhamkan kebajikan.

Lima tahun setelah itu, kami pindah kembali ke Kairo setelah sebelumnya
menunaikan ibadah haji di Tanah Haram. Kami kembali laksana raja dan
permaisurinya yang pulang dari lawatan keliling dunia. Kini kami hidup
bahagia, penuh cinta dan kedamaian setelah lebih dari 9 tahun hidup
menderita, melarat dan sengsara.

Mengenang masa lalu, maka bertambahlah rasa syukur kami kepada Allah swt
dan bertambahlan rasa cinta kami.

Ini kisah nyata yang saya sampaikan sebagai nasehat hidup. Jika hadirin
sekalian ingin tahu istri saleha yang saya cintai dan mencurahkan
cintanya dengan tulus, tanpa pernah surut sejak pertemuan pertama sampai
saat ini, di kala suka dan duka, maka lihatlah wanita berjilbab biru
yang menunduk di barisan depan kaum ibu, tepat di sebelah kiri artis
berjilbab Huda Sulthan. Dialah istri saya tercinta yang mengajarkan
bahwa penderitaan bisa mengekalkan cinta. Dialah Prof Dr Shiddiqa binti
Abdul Aziz..."

Tepuk tangan bergemuruh mengiringi gerak kamera video menyorot sosok
perempuan separoh baya yang tampak anggun dengan jilbab biru. Perempuan
itu tengah mengusap kucuran air matanya. Kamera juga merekam mata Huda
Sulthan yang berkaca-kaca, lelehan air mata haru kedua mempelai, dan
segenap hadirin yang menghayati cerita ini dengan seksama.


Sumber : tentang pernikahan.com

Senin, 15 September 2008

Skenario yg indah.....Doa untuk Sekeranjang Tempe

Di Karangayu, sebuah desa di Kendal, Jawa Tengah, hiduplah seorang ibu penjual tempe . Tak ada pekerjaan lain yang dapat dia lalukan sebagai penyambung hidup. Meski demikian, nyaris tak pernah lahir keluhan dari bibirnya. Ia jalani hidup dengan riang. "Jika tempe ini yang nanti mengantarku ke surga, kenapa aku harus menyesalinya. .." demikian dia selalu memaknai hidupnya.
Suatu pagi, setelah salat subuh, dia pun berkemas. Mengambil keranjang bambu tempat tempe , dia berjalan ke dapur. Diambilnya tempe-tempe yang dia letakkan di atas meja panjang. Tapi, deg! dadanya gemuruh. Tempe yang akan dia jual, ternyata belum jadi. Masih berupa kacang, sebagian berderai, belum disatukan ikatan- ikatan putih kapas dari peragian. Tempe itu masih harus menunggu satu hari lagi untuk jadi. Tubuhnya lemas. Dia bayangkan, hari ini pasti dia tidak akan mendapatkan uang, untuk akan, dan modal membeli kacang, yang akan dia olah kembali menjadi tempe .
Di tengah putus asa, terbersit harapan di dadanya. Dia tahu, jika meminta kepada Allah, pasti tak akan ada yang mustahil. Maka, di tengadahkan kepala, dia angkat tangan, dia baca doa. "Ya Allah, Engkau tahu kesulitanku. Aku tahu Engkau pasti menyayangi hamba-Mu yang hina ini. Bantulah aku ya Allah, jadikanlah kedelai ini menjadi tempe . Hanya kepada-Mu kuserahkan nasibku..."
Dalam hati, dia yakin, Allah akan mengabulkan doanya. Dengan tenang, dia tekan dan mampatkan daun pembungkus tempe . Dia rasakan hangat yang menjalari daun itu. Proses peragian memang masih berlangsung.

Dadanya gemuruh. Dan pelan, dia buka daun pembungkus tempe . Dan... dia kecewa. Tempe itu masih belum juga berubah. Kacangnya belum semua menyatu oleh kapas-kapas ragi putih. Tapi, dengan memaksa senyum, dia berdiri. Dia yakin, Allah pasti sedang "memproses" doanya. Dan tempe itu pasti akan jadi. Dia yakin, Allah tidak akan menyengsarakan hambanya yang setia beribadah seperti dia. Sambil meletakkan semua tempe setengah jadi itu ke dalam keranjang, dia berdoa lagi. "Ya Allah, aku tahu tak pernah ada yang mustahil bagi-Mu. Engkau maha tahu, bahwa tak ada yang bisa aku lakukan selain berjualan tempe . Karena itu ya Allah, jadikanlah. Bantulah aku, kabulkan doaku..."
Sebelum mengunci pintu dan berjalan menuju pasar, dia buka lagi daun pembungkus tempe . Pasti telah jadi sekarang, batinnya. Dengan berdebar, dia intip dari daun itu, dan... belum jadi. Kacang itu belum sepenuhnya memutih. Tak ada perubahan apa pun atas ragian kacang tersebut. "Keajaiban Tuhan akan datang... pasti," yakinnya. Dia pun berjalan ke pasar. Di sepanjang perjalanan itu, dia yakin, "tangan" Tuhan tengah bekerja untuk mematangkan proses peragian atas tempe-tempenya. Berkali-kali dia dia memanjatkan doa... berkali-kali dia yakinkan diri, Allah pasti mengabulkan doanya. Sampai di pasar, di tempat dia biasa berjualan, dia letakkan keranjang-keranjang itu. "Pasti sekarang telah jadi tempe !" batinnya.

Dengan berdebar, dia buka daun pembungkus tempe itu, pelan-pelan. Dan... dia terlonjak. Tempe itu masih tak ada perubahan. Masih sama seperti ketika pertama kali dia buka di dapur tadi. Kecewa, aitmata menitiki keriput pipinya. Kenapa doaku tidak dikabulkan? Kenapa tempe ini tidak jadi? Kenapa Tuhan begitu tidak adil? Apakah Dia ingin aku menderita? Apa salahku? Demikian batinnya berkecamuk.

Dengan lemas, dia gelar tempe-tempe setengah jadi itu di atas plastik yang telah dia sediakan. Tangannya lemas, tak ada keyakinan akan ada yang mau membeli tempenya itu. Dan dia tiba-tiba merasa lapar...merasa sendirian. Tuhan telah meninggalkan aku, batinnya. Airmatanya kian menitik. Terbayang esok dia tak dapat berjualan... esok dia pun tak akan dapat makan. Dilihatnya kesibukan pasar, orang yang lalu lalang, dan "teman-temannya" sesama penjual tempe di sisi kanan dagangannya yang mulai berkemas. Dianggukinya mereka yang pamit, karena tempenya telah laku. Kesedihannya mulai memuncak. Diingatnya, tak pernah dia mengalami kejadian ini. Tak pernah tempenya tak jadi. Tangisnya kian keras. Dia merasa cobaan itu terasa berat...Di tengah kesedihan itu, sebuah tepukan menyinggahi pundaknya. Dia memalingkan wajah, seorang perempuan cantik, paro baya, tengah tersenyum, memandangnya. "Maaf Ibu, apa ibu punya tempe yang setengah jadi? Capek saya sejak pagi mencari-cari di pasar ini, tak ada yang menjualnya. Ibu punya??" Penjual tempe itu bengong. Terkesima. Tiba-tiba wajahnya pucat. Tanpa menjawab pertanyaan si ibu cantik tadi, dia cepat menadahkan tangan. "Ya Allah, saat ini aku tidak ingin tempe itu jadi. Jangan engkau kabulkan doaku yang tadi. Biarkan sajalah tempe itu seperti tadi, jangan jadikan tempe ..."
Lalu segera dia mengambil tempenya. Tapi, setengah ragu, dia letakkan lagi. "jangan-jangan, sekarang sudah jadi tempe ..." "Bagaimana Bu? Apa ibu menjual tempe setengah jadi?" tanya perempuan itu lagi. Kepanikan melandanya lagi. "Duh Gusti... bagaimana ini? Tolonglah ya Allah, jangan jadikan tempe ya?" ucapnya berkali-kali. Dan dengan gemetar, dia buka pelan-pelan daun pembungkus tempe itu. Dan apa yang dia lihat, pembaca?? Di balik daun yang hangat itu, dia lihat tempe yang masih sama. Belum jadi! "Alhamdulillah! " pekiknya, tanpa sadar. Segera dia angsurkan tempe itu kepada si pembeli. Sembari membungkus, dia pun bertanya kepada si ibu cantik itu. "Kok Ibu aneh ya, mencari tempe kok yang belum jadi?" "Oohh, bukan begitu, Bu. Anak saya, si Sulhanuddin, yang kuliah S2 di Australia ingin sekali makan tempe, asli buatan sini. Nah, agar bisa sampai sana belum busuk, saya pun mencari tempe yang belum jadi. Jadi,saat saya bawa besok, sampai sana masih layak dimakan. Ohh ya, jadi semuanya berapa, Bu?"

Pembaca, ini kisah yang biasa bukan? Dalam kehidupan sehari-hari, kita acap berdoa, dan "memaksakan" Allah memberikan apa yang menurut kita paling cocok untuk kita. Dan jika doa kita tidak dikabulkan, kita merasa diabaikan, merasa kecewa. padahal, Allah paling tahu apa yang paling cocok untuk kita. Bahwa semua rencananya adalah sangat sempurna. Kisah sederhana yang menarik, karena seringkali kita pun mengalami hal yg serupa.
Di saat kita tidak memahami ada hikmah di balik semua skenario yg Allah SWT takdirkan.

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui" (QS. Al Baqarah 216)


Sumber : milis deGromiest

Minggu, 14 September 2008

Rambut Indah

RAMBUT yang tertutup kerudung lebih rentan pada gangguan. Sebab rambut yang tertutup, terutama di kawasan yang beriklim panas, akan menjadi lembap. Kelembapan tersebut memicu munculnya ketombe, berminyak dan mudah rontok. Perawatan apa saja yang dibutuhkan untuk rambut yang sepanjang hari dikerudungi?

Mungkin sebelumnya Anda beranggapan bahwa dengan kerudung rambut terhindar dari kotoran seperti debu. Mungkin juga Anda merasa aman dari radiasi sinar ultra violet yang dapat merusak kutikula dan korteks. Jangan salah, justru rambut yang tertutup rapatlah yang lebih banyak mengalami gangguan. Oleh sebab itu, singkirkan anggapan bahwa mengenakan kerudung akan membuat rambut aman dari gangguan dan tidak memerlukan perawatan.

Masalah apa yang paling sering menimpa rambut wanita yang berkerudung? Jawabannya pasti bervariasi. Namun setidaknya ada tiga masalah utama yang timbul ketika Anda mengenakan kerudung, yaitu rambut berketombe, rontok, dan berminyak. Ketiga masalah tersebut rentan menimpa wanita berkerudung yang berada di daerah yang iklimnya panas, termasuk di Indonesia. Untuk itu, rambut memerlukan perawatan khusus supaya tidak terjadi kerusakan akut karena tertutup kerudung.

Menurut Daniel Amarta, hairdresser dari Daniel Amarta Salon, rambut yang tertutup kerudung akan menjadi lembap. Kelembapan dapat menyebabkan munculnya berbagai macam bakteri dan jamur.

"Bakteri dan jamur yang muncul akibat kelembapan adalah pityrosporum dan ovale. Kedua jenis jamur inilah yang dapat merusak rambut," ungkapnya.

Udara yang panas merangsang kelenjar keringat pada kulit kepala. Keringat yang mengendap akan berubah menjadi ketombe. "Ketombe tidak hanya disebabkan oleh pengelupasan kulit kepala saja. Ketombe juga bisa diakibatkan oleh endapan keringat. Jika ketombe pada rambut sudah akut, dapat menyebabkan luka pada kulit kepala," katanya. Sederhananya, jika kulit kepala gatal, sudah pasti Anda menggaruknya. Garukan tersebut, tanpa Anda sadari, dapat menyebabkan luka sebab endapan keringat menyebabkan kulit kepla menjadi rapuh.

Masalah lain yang juga tidak kalah bahayanya adalah kerontokan rambut. Ukuran normal jumlah rambut orang dewasa adalah sebanyak 100.000 helai. Jika perhari rambut rontok sebanyak 50 helai, masih dianggap normal. Lebih dari itu, waspadalah. Itu gejala kebotakan.

"Lembapnya rambut dapat merusak hormon thyroid atau yang disebut juga sebagai hormon yang menjaga stabilitas pertumbuhan rambut," jelasnya. Jika hormon tersebut rusak, pertumbuhan rambut akan terhambat. Jka tidak segera ditanggulangi, rambut akan rontok.

Satu lagi masalah yang pasti menimpa wanita berkerudung adalah rambut yang berminyak. Akibatnya rambut menjadi lepek, alias lemas dan berminyak.

"Rambut yang lepek atau lemas dan berminyak akan membuat rambut sulit ditata. Selain itu, rambut akan mengeluarkan bau yang tidak sedap," katanya. Meski dalam jumlah tertentu kadar minyak diperlukan untuk menjaga batang rambut dari radiasi sinar ultra violet, kelebihan di luar batas normal tidak bisa ditolerir.

Lantas bagaimanakah perawaratan yang tepat dan benar untuk wanita yang sehari-hari mengenakan kerudung? Daniel punya kiat jitu yang bisa Anda lakukan di rumah.

1. Rajin keramas setiap kali setelah aktivitas berat yang berbuntut pada keluarnya keringat. Keramas adalah salah satu perawatan yang ringan dan praktis dilakukan di rumah. Tujuannya adalah mengurangi kelebihan minyak pada rambut. Sehingga setelah keramas, rambut dapat dengan mudah ditata. Jika Anda punya banyak waktu, gunakan lemon cair keseluruh rambut. Kandungan asam pada lemon akan menetralisir minyak yang berlebihan sekaligus membuat rambut mengkilap.

2. Minimal sebulan dua kali melakukan hair masker. Perawatan ini bisa dilakukan di salon, bisa juga di rumah. Kandungan yang ada dalam cream masker seperti kandungan sari lidah buaya dapat menjaga rambut dari kerontokan dan memperkuat tumbuhnya rambut.

3. Usakan di rumah atau ketika hendak tidur Anda menanggalkan kerudung. Rambut juga perlu ruang untuk terkena udara segar.

4. Perawatan selanjutnya adalah dengan mengonsumsi buah-buahan dan menggunakan tonik sebagai suplai vitamin. Buah-buahan seperti wortel, tomat, dan apel dapat menjadi suplai vitamin dari dalam. Sedangkan tonik yang mengandung vitamin B dan E menjadi suplai vitamin dari luar. Jangan lupa melakukan pemijatan lembut pada saat menggunakan tonik.



Sumber : Okezone.com

Jumat, 12 September 2008

"Yang Jauh Dinanti Yang Datang Ditepis.....Uhuks...uhuks...uhuks..."

Akhlaq bagus, berpendidikan tinggi, wawasan luas, berwajah tampan pula.
Belum lagi didukung dengan kemapanan ekonomi yang bisa terlihat dari kendaraan dan rumah pribadinya. Meski demikian, kerendahan hatinya yang begitu menonjol menjadikannya begitu bersahaja. Tidak sombong dan justru sangat dermawan, dekat dengan segala golongan tidak memandang status dan membeda-bedakan orang berdasarkan kelas-kelas ekonomi. Terakhir yang tidak kalah pentingnya, mampu menunjukkan bakat kepemimpinan yang mumpuni.

Bermimpikah bila ada gadis muslimah yang mendambakan seorang pendamping dengan kriteria diatas? Atau bolehkah memimpikannya?

Tentu saja, setiap orang -laki-laki maupun wanita- berhak menentukan kriteria orang yang akan dijadikan calon pendampingnya kelak. Karena, seperti yang dicita-citakan hampir semua wanita, cukup satu kali menikah untuk seumur hidup meski terkadang ada sebagian yang harus menerima kenyataan menikah untuk kesekian kalinya karena alasan-alasan tertentu. Terlebih bagi mereka yang memang diberikan kemurahan-Nya memiliki kualitas lebih dari yang lain, entah karena paras cantiknya, jenjang pendidikan, tingkat kemapanan ekonomi, lingkungan dan pergaulan, atau karena kelebihan-kelebihan lainnya, mereka yang dengan berbagai kelebihan yang dimiliki itu tentu saja lebih merasa berhak untuk mematok kriteria tinggi untuk seorang calon pendamping. Setidaknya, pikir mereka, "peluangnya lebih besar" meski harus disadari bahwa segala sesuatu yang bakal berlaku dalam hidup ini, tentu saja Allah penentu akhirnya.

usia 20

Cantik, masih muda (dibawah 20 tahun atau masih berstatus mahasiswi), bukan hal aneh jika dikala ini masih cenderung membanding-bandingkan satu dengan yang lainnya untuk kemudian menentukan yang lebih baik. Bahkan bukan tidak mungkin masih menantikan hadirnya calon lain disamping yang sedang dibandingkannya. "Siapa tahu, yang datang kemudian lebih oke" pikirnya. Diusia seperti, ini idealisme seorang masih sangat tinggi sehingga, tidaklah heran jika ada orang yang membuat 'joke', salah satu kesibukan mereka adalah "sibuk nolak" terlebih terhadap laki-laki yang memang dianggap bukan kelasnya. Padahal yang ditolak itu sebenarnya juga "nggak rendah-rendah amat kualitasnya", mungkin hanya kurang menarik, atau karena belum mempunyai pekerjaan mapan. Ada juga, alasan-alasan yang tidak masuk akal semisal perbedaan suku. Namun sudah pasti, ini tidak berlaku umum, karena buktinya, banyak juga mereka yang menikah diusia ini dengan menafikan hal-hal seperti wajah atau kemapanan ekonomi.

usia 25

Sedikit diatas mereka (usia sekitar 25 tahun), baik mereka yang melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi atau sebagian yang lain yang sudah mendapatkan pekerjaan, mungkin saja kondisi tersebut mempertinggi 'daya tawar' mereka, namun justru pada usia ini pola pikir mereka tentang masa depan sudah mulai terbentuk dan punya arah yang lebih jelas. Pandangannya tentang calon pendamping tidak mutlak pada sisi fisiologis (tampan, berduit). Kalaupun ada pandangan ke arah tersebut, kadarnya pun tidak terlalu tinggi, setidaknya mereka juga lebih objektif mengukur dengan kualitas diri untuk disesuaikan dengan kriteria calon yang diharapkan.

usia 30

Lain halnya dengan mereka yang sudah mendekati 'kepala tiga'. Meski tidak bisa dipukul rata, namun tidak sedikit yang 'banting harga' di usia ini. Mereka yang ketika masih menjadi mahasiswi atau usia tidak lebih dari seperempat abad seringkali menampik kesempatan, menepis yang datang karena tingginya 'idealisme' dan patokan kriteria yang ditancapkan, mulai menurunkan kriteria calon, "Asal baik, sholatnya bener okelah". Bahkan diusia kepala tiga, ada saja yang lebih gila-gilaan soal jodoh yang bisa terlihat dari ungkapan-ungkapan seperti, "asal ada yang mau", "nunggu yang sholeh bener nggak datang-datang, yang ada ini juga bolehlah," atau yang lebih ekstrim, "syukur ada yang mau".

Patutlah menaruh hormat kepada para muslimah yang diusia kepala tiga atau lebih, tetap konsisten dengan mematok standar yang cukup realitis, Akhlak bagus (shaleh), jujur, amanah dan bertanggungjawab, berpenghasilan, serta memiliki jiwa pemimpin. Mereka tetap yakin bahwa Allah, dengan kerahasiaan-Nya sudah mengatur segala hal yang berkenaan dengan dirinya. Dengan tetap berkeyakinan seperti itu, kepercayaan dirinya mampu mengalahkan keresahan dan kegalauan yang terkadang muncul,

"Hanya soal waktu, disinilah diuji kesabaran", "Mungkin Allah mentakdirkan untuk lebih lama hidup sendiri" hiburnya.

Ada pula wanita-wanita yang karena alasan tertentu sengaja menunda pernikahan. Mereka tidak pernah menyesal terlambat menikah, atau menyesal telah menepis sekian banyak pemuda baik-baik yang datang kepadanya. Mereka, tetap tegar menatap hidup merengkuh masa depan yang menanti.

Namun bagi yang 'masih muda dan belum terlambat', tiada salahnya juga untuk tidak segera menepis datangnya calon pendamping hanya karena kriterianya sedikit dibawah standar, karena siapa tahu -Maha Suci Allah dengan segala kerahasiaan-Nya- dialah yang sengaja dikirimkan Allah untuk anda. Karena juga belum tentu, pujaan hati dengan label tinggi yang selama ini dinanti segera datang, bahkan bisa jadi masih jauh. Who knows?

Wallahu a'lam bishshowaab

Sumber : ...............

Ketika Jodoh Tak Kunjung Tiba

Fulanah termenung sendirian di kamarnya yang berukuran 3x4 meter persegi sambil sesekali menatap lukisan yang tergantung di sudut kamarnya. Sedikit demi sedikit air matanya keluar walaupun dia telah berusaha menahannya. Lukisan itu mengingatkan pada pelukisnya "si Fulan" yang sejak hari ini statusnya resmi menjadi 'mantan pacar'.

Kesedihan tak bisa dihindari. Setelah tiga tahun berpacaran akhirnya apa yang dikhawatirkannya terjadi juga. Alasan sulitnya komunikasi jarak jauh, kurangnya perhatian, masalah pekerjaan, dan perbedaan-perbedaan lainnya mengilhami perpisahan keduanya.

Selain sedih, perasaan khawatir dan takut tidak mendapat jodoh menghantui si Fulanah mengingat usianya kini bisa dibilang tidak remaja lagi. Kondisi demikian tidak hanya dirasakan oleh si Fulanah ini. Sebab, masih banyak Fulanah lainnya yang mengalami nasib sama. Galau menanti jodoh merupakan tema hidup yang cukup menyakitkan para perempuan yang mematok target menikah.

Perempuan, dengan sifatnya yang relatif lebih pemalu, pasif, dan cenderung menyimpan perasaannya sendirian akan merasa kesulitan untuk menyampaikan keinginan-keinginannya. Akhirnya, dia menjadi sosok yang sensitif apalagi jika menyangkut masalah jodoh, mengingat usia layak nikah perempuan lebih cepat dibanding dengan laki-laki.

Betulkah demikian? Secara psikologis, bisa jadi demikian. Tapi, perlukah seorang Muslimah galau menanti jodohnya? Pantaskah dia menjadi hilang arah karena dorongan hati dan desakan jiwa sulit diajak kompromi ditambah dengan dorongan dan permintaan keluarganya yang makin memekakkan telinga?

Jika seseorang sudah kehilangan arah, kehilangan pegangan, dan tidak memiliki prinsip apa-apa lagi, maka hidupnya tidak akan berjalan normal. Dia tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan dan diputuskan. Dan dia pun tidak punya sikap yang tegas. Itu sangat berbahaya sekali karena akan menggiringnya pada kenekadan-kenekadan yang akan merugikan diri dan orang-orang di sekitarnya.

Mendapat pasangan hidup adalah impian setiap orang yang masih lajang. Menjadi seorang yang single memang bukan akhir dari segalanya, tapi tetap saja manusia itu butuh seseorang untuk dijadikan pasangan hidup. Itulah fitrah.

Di saat seorang perempuan dewasa menerima undangan pernikahan dari teman-teman seusianya, pikirannya menerawang dan hatinya bertanya-tanya, "Kapan giliran saya mengundang mereka, selama ini saya hanya menerima undangan terus dari orang lain?"

Sebetulnya, kita tidak perlu merasa cemas jika kita berpegang teguh pada keyakinan bahwa jodoh merupakan hak prerogatif Allah yang tidak bisa diganggu gugat. Kapan pun dan siapa pun yang Allah tentukan sebagai jodoh kita, maka harus diyakini dan disyukuri. Memang terdengar klise, tapi inilah yang harus kita tanamkan dalam hati dan pikiran. Inilah yang sering sulit dipahami oleh manusia, sehingga dia menuduh Allah telah berbuat tidak adil.

Setan memang sangat ahli membisik-bisikkan sesuatu ke dalam hati manusia agar dia menjadi khawatir, ragu, dan berpaling dari kebenaran, termasuk dalam hal jodoh. Banyak orang yang menjadi buta dan tidak mengindahkan nasihat orang lain saat hatinya dilanda perasaan tak menentu. Kegundahan ini sebenarnya bisa berubah menjadi ketenteraman dan ketenangan jika kita memperhatikan beberapa hal.

Pertama, husnuzhan-lah (berbaik sangka) kepada Allah. Takdir apapun yang Allah tetapkan untuk kita, itu adalah hak Allah sepenuhnya. Dan yakinlah, ketentuan Allah adalah hal terbaik bagi kita.

Kedua, doa dan istighfar adalah senjata terampuh bagi setiap permasalahan yang kita hadapi. Teruslah memohon ampun pada-Nya karena siapa tahu apa yang menimpa kita merupakan buah dari kesalahan-kesalahan kita.

Maka sepantasnyalah kita memohon ampun terlebih dahulu sebelum kita menyampaikan keinginan-keinginan kita kepada Allah. Mintalah pasangan pilihan Allah untuk menjadi jodoh kita.

Ketiga, sempurnakan dengan amalan, yaitu tekun berpuasa. Bukankah itu yang dianjurkan oleh Rasulullah bagi para lajang selama mereka belum mendapatkan pasangan? Puasa dapat membantu kita untuk mengontrol hati sehingga tidak mengalami kekecewaan berkepanjangan.

Keempat, jangan menyendiri! Berkumpullah dengan orang-orang yang taat dan shalih yang dapat membangkitkan semangat kebaikan pada diri kita.
Kelima, pilihlah seseorang yang amanah dan takwa untuk dijadikan sebagai teman curhatyang bisa memberikan solusi yang tepat dan benar sesuai dengan tuntunan agama.

Kita berharap, semoga kegundahan yang dialami si Fulan atau Fulanah yang sedang menanti jodoh berubah menjadi ketenteraman dan ketenangan sehingga membuat mereka menjadi semakin produktif. Yakinlah, bahwa Allah Mahatahu atas kebutuhan kita dibanding kita sendiri.


Sumber : Republika Online

Hari-Hari Penantian

Bagi seorang gadis, ada masa penantian yang acapkali menimbulkan suasana rawan, menanti jodoh. Padahal jodoh, maut dan rezeki adalah wewenang Allah semata. Tak ada sedikitpun hak manusia untuk mengklaim wewenang tersebut. Tapi, watak manusia terkadang lupa dengan janji Allah. Apalagi bila lingkungan sekitarnya terus menerus memburu'nya untuk menikah, sementara jodoh yang dinantikan tak kunjung tiba. Dalam keadaan demikian, kerap muncul bermacam efek yang dapat membahayakan dirinya.

Seorang wanita akan dianggap dewasa bila ia telah mengalami menstruasi. Islam mencatat masa ini sebagai masa awal mukallafnya seorang wanita. Yang perlu diketahui, wanita sekarang menjadi akil baligh jauh lebih cepat dibanding masa dahulu. Dua puluh tahun yang lampau, wanita paling cepat mengalami menstruasi pada usia 15 tahun. Namun pada masa ini, tak jarang wanita mulai mens pada usia 11 tahun. Akibatnya, kedewasaan wanita terhadap masalah-masalah perkawinan akan meningkat secara cepat.

Keresahan mulai melanda tatkala usia sudah merangkak naik, tapi calon suami tak kunjung datang. Tanpa disadari, ada perilaku-perilaku yang mestinya tak layak dilakukan oleh seseorang yang sudah dianggap sebagai teladan dilingkungannya. Ada muslimah-muslimah yang menjadi sangat sensitif terhadap acara-acara walimah ataupun wacana-wacana seputar jodoh dan pernikahan. Ada juga yang bersikap seolah tak ingin segera menikah dengan berbagai alasan seperti karir, studi maupun ingin terlebih dulu membahagiakan orang tua. Padahal, hal itu cuma sebagai pelampiasan perasaan lelah menanti jodoh.

Sebaliknya, ada juga muslimah yang cenderung bersikap over acting. Terlebih bila sedang menghadiri acara-acara yang juga dihadiri lawan jenisnya. Ia akan melakukan berbagai hal agar "terlihat", berkomentar hal-hal yang nggak perlu yang gunanya cuma untuk menarik perhatian, atau aktif berselidik jika mendengar ada laki-laki (ikhwan) yang siap menikah. Seperti halnya wanita dimata laki-laki, kajian dengan tema "ikhwan" pun menjadi satu wacana favorit yang tak kunjung usai dibicarakan dalam komunitas muslimah.

Data yang terlihat dibeberapa biro jodoh juga menambah daftar panjang fenomena yang menggambarkan betapa kaum Hawwa sangat dihantui masalah-masalah rawan yang membuat kita berpikir panjang dan harus segera dicarikan jalan keluarnya.

Tentang hal diatas, Al qur'an dengan apik mengisahkan ketidakberdayaan seorang wanita menghadapi masa penantian. "Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali ..." (QS. An Nahl:92).

Pernikahan memang bukan fardhu. Tidak ada dosa atas seseorang yang tidak menikah selama ia memang tidak menentang sunnah Rasul ini. Jadi, sekarang atau nanti kita menikah, bukanlah problem utama. Yang terpenting adalah bagaimana mengisi masa-masa penantian ini dengan hal-hal yang positif ataupun aktifitas yang berkenaan dengan persiapan pra nikah.

Persiapan berawal dari hati. Kebersihan hati akan membuat seseorang tenang dalam melangkah. Istilah "perawan tua" tidak akan menggetarkan perjalanannya dan membuat dia berpaling dari jalan dakwah. Kalaupun tak berjodoh di dunia, bukankah Allah akan menggantikannya di akhirat kelak sesuai dengan tingkatan amalnya?

Kebersihan hati juga akan sangat menentukan sikap qona'ah (ikhlas menerima dan merasa cukup) terhadap pemberian Allah. Sehingga ia dengan senang hati menerima, jika sekiranya Allah memberinya jodoh seseorang yang secara fisik (selain agama) tidak sesuai harapannya, agar tidak kaget melihat standar kebahagiaan yang diluar bayangannya.

Orang tua dan keluarga juga perlu dikondisikan, agar mereka tidak menyalahkan Islam. Banyak orang tua yang beranggapan bahwa jilbab adalah yang selama ini menjadi penghalang anaknya tidak mendapatkan pasangan.

Selain itu, bersabar dan berdo'a nampaknya merupakan kunci mutlak untuk menstabilkan moral (akhlaq). Dengan kesabaran, ada pintu-pintu yang terbuka yang barangkali tak terlihat ketika kita sedang sempit dada. Dengan do'a, ada jalinan mesra dengan Sang Pemilik. Mungkin tidak saat itu juga do'a-do'a kita akan segera dikabulkan, tetapi bukankah do'a adalah ibadah? Jadi, semakin banyak do'a terucap, semakin banyak pula ibadah dilakukan.

Buat para muslimah yang baru saja menikmati keindahan meneguk bahtera rumah tangga, tampaknya ada sikap yang harus dilakukan untuk menjaga perasaan muslimah yang belum menikah. Istri-istri baru itu, biasanya senang "mengompori". Sebenarnya sikap ini sah-sah saja, agar tampak bukti bahwa menikah tanpa pacaran, menikah dalam rangka dakwah adalah "pengorbanan" yang menyejukkan. Tapi jika hanya sekedar memanasi tanpa solusi, sebaiknya sikap seperti itu ditahan. Apalagi jika si muslimah
itu tidak siap dengan cerita-cerita seputar nikah itu, bisa jadi akan memedihkan perasaannya.

Namun demikian, lain halnya dengan muslimah-muslimah yang 'bandel', yang dengan berbagai alasan kerap menolak untuk menikah meski seharusnya sudah siap. Baik tuntutan dakwah maupun tuntutan lainnya.

Menikah adalah ibadah. Tapi, ia bukan satu-satunya ibadah. Masih banyak alternatif ibadah yang bisa dilakukan. Alangkah naifnya bila kita malah banyak membuang waktu untuk memikirkan masalah pernikahan yang tak kunjung juga teralami. Masih banyak pekerjaan dan hal lain yang membutuhkan penyaluran potensi kita. Mumpung masih gadis, optimalkanlah potensi diri. Karena kelak, jika kesibukan menjadi istri dan ibu menghampiri kita, waktu untuk menuntut ilmu, menghapal ayat Qur'an dan hadits, bahkan untuk bertemu Allah di sepertiga malam, tentu saja akan berkurang. Nah, kenapa tidak kita optimalkan sejak sekarang?

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar" (QS 3:142)


Sumber : EraMuslim

Ketika Aku Pasrah dan Tawakal

Ketika aku pasrah dan tawakal kepada Allah, dalam menanti jodoh yang terbaik menurut sang Maha Pencipta, aku singkirkan segala permintaanku tentang jodoh yang tepat menurutku. Tapi jodohku masih belum datang juga. Ternyata ketika mulutku meminta, hatiku tidak seiring dan sejalan dengan apa yang aku ucapkan. Aku pun berusaha sekuat tenaga menyelaraskan ucapan dan lintasan hatiku.

Ketika aku pasrah dan tawakal kepada Allah, dalam menanti jodoh yang terbaik menurut sang Mahakasih dan Mahasayang, aku samakan do'a yang terucap lewat mulutku dan do'a yang terlintas dalam hatiku. Subhanallah, begitu mulut dan hatiku menjadi satu, sang Mahakuasa, Allah Subhanahu Wa Ta'ala, langsung mengijabah do'aku.

Lima hari setelah aku panjatkan do'a minta diberikan jodoh terbaik, Allah mempertemukan aku dengan seorang wanita yang hanya aku kenal namanya dan nama Ayahnya. Aku tidak pedulikan kecantikannya, latar belakang pendidikannya, usianya, berapa jumlah kakak adiknya, atau bagaimana kondisi keluarganya. Kalau Allah sudah memberikan yang terbaik, aku harus siap menghadapi segala kekurangan dan kelebihan wanita itu.

Ketika aku pasrah dan tawakal kepada Allah, dalam menerima jodoh yang terbaik menurut sang Maha Penentu Takdir, Dia memberikan lebih daripada yang aku kira. Ketika aku tidak lagi menuntut banyak kriteria, Allah justru memberiku seorang wanita dengan kriteria yang dulu pernah aku minta di setiap do'a-do'aku dalam mengharap jodohku. Allahu Akbar. Wanita itu menerima aku apa adanya dan kini menjadi ibu dari dua orang anakku. Wanita itu sungguh mampu melayani aku, seorang suami yang masih perlu banyak memperbaiki diri.

Ketika aku pasrah dan tawakal kepada Allah, dalam menerima wanita itu sebagai istriku, aku sangat yakin kepada sang Maha Pengampun, istriku akan jauh lebih baik dan lebih cantik di surga nanti. Dialah jalan bagiku untuk menuju surga Allah. Ya Allah, kumpulkanlah kami dalam surgamu kelak. Aamiin.

Sahabatku, ketika engkau mampu pasrah dan tawakal kepada Allah dalam segala hal, maka yakinlah, sang Maha Mendengar segala do'a akan mengabulkan do'a-do'a sahabat.

Dari aku yang masih terus mencoba pasrah dan tawakal...

Rico Atmaka
Koordinator Majelis Sehati
Daarut Tauhiid Jakarta

Kamis, 11 September 2008

"Bila Jodoh Datang Menjelang"

Subhanalloh temanya tentang "Bila Jodoh Datang Menjelang"Insya Allah ana disini akan membahas sedikit tentang permasalahan ini.Apabila akhwat dan ikhwan fillah sekalian mempunyai permasalahan yg sama ayuks..kta diskusikan bersama-sama.Jangan sampai karena perasaan antum sekalian yg menggebu2 pada si pulan dan si pulanah yg tidak tersampaikan dan tak terbalaskan malahan antum sekalian bersikap yang aneh dan berusaha bersikap menjatuhkannya.

Naudzubillah..Wallahu'alam bishowab.

Bismillahirrahmannirrahiim.....

A.Yang Membuat Anda Jatuh Hati

Latar belakang keluarga,lingkungan,dan pendidikan yang menjadi faktor perbedaan cara pandang seseorang terhadap cinta.Cara pandang yang berbeda ini yang memperngaruhi perbedaan sebab jatuh cinta.Walaupun demikian,secara garis besar,sebab-sebab jatuh cinta adalah :

1.Ada Pesona Keindahan (Fisik)

Seorang laki-laki umumnya menilai wanita untuk pertama kali pada penampilan fisik.Hal ini sifatnya subyektif,artinya setiap orang berbeda beda dalam menilai fisik seorang wanita begitu juga sebaliknya.Apalagi jika dikaitkan dengan bentuk wajah,setiap wanita berbeda-beda,maka cara pandang laki-laki pun berbeda beda pula.Jika R tertarik pada S,belum tentu A,juga sebaliknya.Setiap orang berbeda-beda dalam memahami kecantikan.

Namun pesona kecantikan wanita muncul tergantung pada keahlian wanita itu sendiri dalam merawat wajah dan tubuh.Wajah yang biasa-biasa menjadi tampak indah jika dirawat.Begitu juga dengan tubuh jika dirawat dengan baik akan memunculkan pesona tersendiri.

Selain itu,faktor pakaian juga dapat menambah kecantikan fisik seseorang.Pakaian yang kotor dan kusam memberi kesan kumuh dan jorok.selain itu juga pakaian yang pantas untuk dipakai oleh seorang muslimah adalah yang menutup auratnya kecuali wajah dan kedua telapak tangannya.Jangan sampai berbusana tapi telanjang.Banyak kita lihat disekitar kita memakai kerudung tp tampak telanjang.Misalnya di kerudung tp tidak menutupi dadanya malahan di ikat kebelakang leher sampai tidak bisa melirik jika dipanggil,dan memakai pakaian yang ketat sampai-sampai seluruh lekukan tubuhnya tampak sekali.Sunggguh ini sangat mengiris hati khususnya untuk para muslimah.

Laki-laki yang baik dan sholeh tidak akan suka dengan seorang wanita yang berpenampilan seperti itu.Untuk itu,kecantikan penting menjadi perhatian guna menambah keharmonisan.Rasulullah pun tampak lebih bahagia bersama siti Aisyah ra.dibanding istri-istri lainnya.Secara manusiawi diakui.Aisyah ra lebih cantik dari istri-sitri lainnya.Rasulullah pun menyebutnya dengan khumairoh (yang kemerah-merahan).Sebuah sebutan yang (dengan jelas) menunjukan perbedaan kecintaan dari istri-istri yang lain karena sebab kecantikannya itu.Namun islam,tidak pernah mensyaratkan keharusan mutlak akan kecantikan ini.Justru menekankan hal-hal ini diluar fisik.

2.Adanya Pesona Kepribadian

Sebagian orang tidak mensyaratkan kecantikan fisik tapi lebih menjunjung tinggi kecantikan mental atau kepribadian.Kepribadian dinilai lebih abadi daripada fisik.Kepribadian ini meliputi akhlak yang mulia,setia,terbuka,dan wawasan luas terutama dari segi agamanya.Dari kepribadian yang unggul ini melahirkan sosok yang berwibawa.

Dalam mengayuh rumah tangga,peran kepribadian ini hampir meliputi sisi-sisi kehidupan rumah tangga.Tanpa mentalitas (kepribadian)yang baik rumah tangga akan cepat usang.Apalagi jika muncul seribu satu problema rumah tangga,peran kepribadian sangat menentukan.

Sementara unsur kecantikan sekalipun memang diperlukan,namun saat-saat tertentu tidak akan berarti.Apalagi jika dikaitkan dengan usia,kecantikan akan cepat pudar terlebih lagi jika tidak pandai merawatnya.

Karena itu,tertarik pada pesona indahnya kepribadian seseorang sebagai landasan untuk mencintainya adalah cara pandang yang menyelamatkan masa depan.Bagaimana pun masa depan rumah tangga adalah masa depan generasi berikutnya yang perlu mendapat teladan yang baik dari para pelakunya (suami-isteri).Keteladanan ini hanya ada pada kepribadian yang baik bukan pada kecantikan wajah atau kemolekan tubuh.

3.Ada Perasaan ingin memiliki dan Ada keserasian (Kecocokan)

Seorang laki-laki mengakui kecantikan (fisik)seoang wanita,mungkin tidak ada perasaan untuk mencintainya adalah laki-laki mata keranjang.Hanya berpikir untuk kepuasan nafsunya.Adapun laki-laki yang ingin memiliki wanita tersebut akan berusaha mencari tahu siapa wanita itu.menanyakan statusnya,pendidikannya,dan yang terpenting adalah keluarga dan tempat tinggalnya.

Cinta tidak akan terpadu jika hanya salah satunya melihat atau memperhatikan.Cinta akan terpaut manakala satu sama lainnya saling bertemu dan satu rasa(cinta).Jika ternyata wanita itu tidak memiliki cinta dan enggan untuk menemuinya,cinta akan bertepuk sebelah tangan.

Seorang wanita yang mengetahui secara nyata bahwa laki-laki itu tidak mungkin dimikinya karena satu dan lain hal,umpanya dia sudah beristri,namun masih tetap membayangkannya dan berharap memilkinya,tergolong wanita perasa(cengeng).Sifat ini tidak layak ada pada wanita yang puas dengan cinta imajinatif.Yang terbaik adalah lupakan dia dan berusaha mendapatkan yang lainnya.

Sementara itu jika mengacu pada nilai-nilai islam,maka pasangan yang baik adalah dari segi agamanya.Unsur-unsur yang lainnya menjadi nomor dua mengingat unsur agama yang akan menyelamatkan bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat kelak.

"Wanita dinikahi karena empat perkara :

1.Karena harta bendanya,

2.Karena Keturunannya,

3.Karena Cantiknya,dan

4.Karena agamanya.Maka pilihlah wanita yang memiliki agama,pasti kamu

beruntung."(HR.Bukhari-Muslim,dari Abu Hurairah ra)

Sabda Rasulullah SAW :

"Karunia terbaik yang diperoleh seorang mukmin setelah ketaatan kepada Allah adalah mendapatkan (menikahi)istri shalihah."(HR.Ibnu Majah)

"Wanita yang shalihah itu adalah wanita taat kepada Allah lagi memelihara dirinya ketika suaminya tidak ada, oleh karena itu Allah memelihara mereka."(QS.An-Nissa:4)

4.Memohon Petunjuk Allah SWT (Istikharah)

Adukan semua beban dihati lewat shalat istikharah,mohonlah petunjuk-Nya untuk memberikan yang terbaik.

Apalagi bagi wanita muslimah yang ingin menetukan pilihan terhadap sesuatu(yang terbaik)untuk mengerjakan shalat sunnat dua rakaat ini,selain yang diwajibkan,baik itu shalat sunnat rawatib maupun shalat tahiyyatul masjid,pada siang atau malam hari.Setelah membaca Al-Fatihah,dibolehkan baginya membaca surat apa saja yang dikehendakinya.kemudia diakhir shalat berdoa.

Diriwayatkan dari Jabir,dia bercerita bahwa Rasulullah mengajarkan shalat sunnat istikharah (meminta petunjuk)kepada kami dalam segala hal.

Sebagaimana beliau mengajarkan kepada kami sebuah surat dan Al-Qur'an,seraya berkata :

Sesuatu hal,maka hendaklah ia mengerjakan shalat dua rakaat,selain shalat fardhu.Kemudian hendaklah ia berdoa:

"Ya Allah,sesungguhnya aku memohon petunjuk yang baik dengan pengetahuan-Mu.Aku memohon agar diberi kekuatan dengan kekuatan-Mu.Aku memohon kemurahan yang sangat luas,karena sesungguhnya Engkau berkuasa,sedangkan aku tidak.Engkau Maha Mengetahui,sedang aku tidak dan Engkau Maha Mengetahui segala yang ghaib.Ya Allah,jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini (sebut jenis perkaranya)baik bagiku,bagi agamaku,bagi kehidupanku saat ini dan masa depan,maka mudahkanlah ia bagiku.Kemudian berkahilah ia bagiku.Sedang apabila Engkau mengetahui bahwa perkara ini buruk bagki,bagi agamaku,bagi kehidupanku saat ini dan masa depanku,maka jauhkanlah ia dariku dan jauhkanlah aku darinya.Berikanlah kepadaku kebaikan dimanapun adanya dan jadikanlah aku orang yang ridha dengan pemberian-Mu itu."(HR.Bukhari)Wallahualam Bishowab...

Rabu, 10 September 2008

Poligami ala Rasulullah SAW

RAHASIA DI BALIK PERKAWINAN NABI MUHAMMAD SAW

Ketika orang-orang mendengar bahwa Nabi Muhammad SAW mempunyai banyak istri semasa hidupnya, banyaklah timbul suara-suara yang sumbang ke arah Nabi Muhammad SAW.

Padahal, kalau mereka mau menelaah lebih dalam untuk mengetahui apa rahasia di balik perkawinan Nabi Muhammad SAW, niscaya mereka akan mengerti dan memaklumi adanya, bahkan akan memuji kepintaran strategi dari Nabi besar Muhammad SAW, yaitu :

“ Political and Social Motives ”.

Perkawinan pertamanya dengan Khadijah dilakukan ketika dia berumur 25 tahun dan Khadijah berumur 40 tahun.

Selama hampir 25 tahun, Nabi SAW hanya beristrikan Khadijah, sampai Khadijah meninggal dunia diumur 65 tahun (semoga Allah memberkahinya) .

Hanya setelah Nabi SAW berumur lebih dari 50 tahun, barulah nabi SAW mulai menikah lagi.

Dengan demikian jelaslah bahwa jika memang Nabi SAW hanya mencari kesenangan semata, tentulah tidak perlu beliau menunggu sampai berusia lebih dari 50 tahun, baru menikah lagi.

Tapi Nabi Muhammad SAW tetap mencintai Khadijah selama 25 tahun, sampai Khadijah meninggal dunia di usia 65 tahun.

Perkawinannya selanjutnya mempunyai banyak motive.

Beberapa perkawinan adalah dengan tujuan membantu wanita yang suaminya baru saja terbunuh di dalam membela Islam. Yang lain adalah demi menambah dan mempererat hubungan dengan salah satu pendukung fanatik Islam, Abu Bakr (semoga Allah memberkahinya) .

Ada juga dalam upaya membangun hubungan yang baik dengan suku-suku lain yang semula berniat memerangi Islam. Sehingga ketika Nabi SAW mengawininya, maka perang pun terhindarkan dan darah pun tak jadi tumpah. Setidaknya, ada Professor Non-Muslim yang berkesempatan mempelajari secara langsung mengenai sejarah dan kehidupan Nabi Muhammad SAW berkesimpulan yang berbeda dengan kesimpulan kaum non-muslim lainnya.

John L. Esposito, Professor Religion and Director of Center for International Studies at the College of the holly cross, mengatakan bahwa hampir keseluruhan perkawinan Nabi Muhammad SAW adalah mempunyai misi sosial dan politik (political and social motives) ( Islam The straight Path, Oxford University Press, 1988 )

Salah seorang non-muslim lainnya, Caesar E. Farah menulis sebagai berikut: “In the prime of his youth and adult years Muhammad remained thoroughly devoted to Khadijah and would have none other for consort”. Caesar Farah pun berkesimpulan bahwa perkawinan Nabi Muhammad SAW lebih karena alasan politis dan alasan menyelamatkan para janda yang suaminya meninggal dalam perang membela Islam. Sehingga memang jika melihat lagi ke sejarah, maka dapatlah diketahui apa alasan sebenarnya perkawinan nabi Muhammad SAW.

Berikut ini kita tampilkan nama-nama Istri Nabi Muhammad SAW beserta sekilas penjelasannya:

1. KHADIJAH: Nabi mengawini Khadijah ketika Nabi masih berumur 25 tahun, sedangkan Khadijah sudah berumur 40 tahun. Khadijah sebelumnya sudah menikah 2 kali sebelum menikah dengan Nabi SAW. Suami pertama Khadijah adalah Aby Haleh Al Tamimy dan suami keduanya adalah Oteaq Almakzomy, keduanya sudah meninggal sehingga menyebabkan Khadijah menjadi janda. Lima belas tahun setelah menikah dengan Khadijah, Nabi Muhammad SAW pun diangkat menjadi Nabi, yaitu pada umur 40 tahun. Khadijah meninggal pada tahun 621 A.D, dimana tahun itu bertepatan dengan Mi’raj nya Nabi Muhammad SAW ke Surga.

Nabi SAW sangatlah mencintai Khadijah. Sehingga hanya setelah sepeninggalnya Khadijah lah Nabi SAW baru mau menikahi wanita lain.

2. SAWDA BINT ZAM’A: Suami pertamanya adalah Al Sakran Ibn Omro Ibn Abed Shamz, yang meninggal beberapa hari setelah kembali dari Ethiophia. Umur Sawda Bint Zam’a sudah 65 tahun, tua, miskin dan tidak ada yang mengurusinya. Inilah sebabnya kenapa Nabi SAW menikahinya.

3. AISHA SIDDIQA: Seorang perempuan bernama Kholeah Bint Hakeem menyarankan agar Nabi SAW mengawini Aisha, putri dari Aby Bakrs, dengan tujuan agar mendekatkan hubungan dengan keluarga Aby Bakr. Waktu itu Aishah sudah bertunangan dengan Jober Ibn Al Moteam Ibn Oday, yang pada saat itu adalah seorang Non-Muslim. Orang-orang di Makkah tidaklah keberatan dengan perkawinan Aishah, karena walaupun masih muda, tapi sudah cukup dewasa untuk mengerti tentang tanggung jawab didalam sebuah perkawinan. Nabi Muhammad SAW bertunangan dulu selama 2 tahun dengan Aishah sebelum kemudian mengawininya. Dan bapaknya Aishah, Abu Bakr pun kemudian menjadi khalifah pertama setelah Nabi SAW meninggal.

4. HAFSAH BINT U’MAR: Hafsah adalah putri dari Umar, khalifah ke dua. Pada mulanya, Umar meminta Usman mengawini anaknya, Hafsah. Tapi Usman menolak karena istrinya baru saja meninggal dan dia belum mau kawin lagi. Umar pun pergi menemui Abu Bakar yang juga menolak untuk mengawini Hafsah. Akhirnya Umar pun mengadu kepada nabi bahwa Usman dan Abu Bakar tidak mau menikahi anaknya. Nabi SAW pun berkata pada Umar bahwa anaknya akan menikah demikian juga Usman akan kawin lagi. Akhirnya, Usman mengawini putri Nabi SAW yiatu Umi Kaltsum, dan Hafsah sendiri kawin dengan Nabi SAW. Hal ini membuat Usman dan Umar gembira.

5. ZAINAB BINT KHUZAYMA: Suaminya meninggal pada perang UHUD, meninggalkan dia yang miskin dengan beberapa orang anak. Dia sudah tua ketika nabi SAW mengawininya. Dia meninggal 3 bulan setelah perkawinan yaitu pada tahun 625 A.D.

6. SALAMA BINT UMAYYA: Suaminya, Abud Allah Abud Al Assad Ibn Al Mogherab, meninggal dunia, sehingga meninggalkan dia dan anak-anaknya dalam keadaan miskin. Dia saat itu berumur 65 tahun. Abu Bakar dan beberapa sahabat lainnya meminta dia mengawini nya, tapi karena sangat cintanya dia pada suaminya, dia menolak. Baru setelah Nabi Muhammad SAW mengawininya dan merawat anak-anaknya, dia bersedia.

7. ZAYNAB BINT JAHSH: Dia adalah putri Bibinya Nabi Muhammad SAW, Umamah binti Abdul Muthalib. Pada awalnya Nabi Muhammad SAW sudah mengatur agar Zaynab mengawini Zayed Ibn Hereathah Al Kalby. Tapi perkawinan ini kandas tidak lama, dan Nabi menerima wahyu bahwa jika mereka bercerai nabi mesti mengawini Zaynab (surat 33:37).

8. JUAYRIYA BINT AL-HARITH: Suami pertamanya adalah Masafeah Ibn Safuan. Nabi Muhammad SAW menghendaki agar kelompok dari Juayreah (Bani Al Mostalaq) masuk Islam. Juayreah menjadi tahanan ketika Islam menang pada perang Al-Mustalaq (Battle of Al-Mustalaq) . Bapak Juayreyah datang pada Nabi SAW dan memberikan uang sebagai penebus anaknya, Juayreyah. Nabi SAW pun meminta sang Bapak agar membiarkan Juayreayah untuk memilih. Ketika diberi hak untuk memilih, Juayreyah menyatakan ingin masuk islam dan menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah yang terakhir. Akhirnya Nabi pun mengawininya, dan Bani Almustalaq pun masuk islam.

9. SAFIYYA BINT HUYAYY: Dia adalah dari kelompok Jahudi Bani Nadir. Dia sudah menikah dua kali sebelumnya, dan kemudian menikahi Nabi SAW. Cerita nya cukup menarik, mungkin Insha Allah disampaikan terpisah.

10. UMMU HABIBA BINT SUFYAN: Suami pertamanya adalah Aubed Allah Jahish. Dia adalah anak dari Bibi Rasulullah SAW. Aubed Allah meninggak di Ethiopia. Raja Ethiopia pun mengatur perkawinan dengan Nabi SAW. Dia sebenarnya menikah dengan nabi SAW pada 1 AH, tapi baru pada 7 A.H pindah dan tinggal bersama Nabi SAW di Madina, ketika nabi 60 tahun dan dia 35 tahun.

11. MAYMUNA BINT AL-HARITH: Dia masih berumur 36 tahun ketika menikah dengan Nabi Muhammad SAW yang sudah 60 tahun. Suami pertamanya adalah Abu Rahma Ibn Abed Alzey. Ketika Nabi SAW membuka Makkah di tahun 630 A.D, dia datang menemui Nabi SAW, masuk Islam dan meminta agar Rasullullah mengawininya. Akibatnya, banyaklah orang Makkah merasa terdorong untuk merima Islam dan nabi SAW.

12. MARIA AL-QABTIYYA: Dia awalnya adalah orang yang membantu menangani permasalahan di rumah Rasullullah yang dikirim oleh Raja Mesir. Dia sempat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ibrahim. Ibrahim akhirnya meninggal pada umur 18 bulan. Tiga tahun setelah menikah, Nabi SAW meninggal dunia, dan akhirnya meninggal 5 tahun kemudian, tahun 16 A.H. Waktu itu, Umar bin Khatab yang menjadi Iman sholat Jenazahnya, dan kemudian dimakamkan di Al-Baqi.



Muhammad_saw1presented by: Muhammad Fendi Leong

Selasa, 09 September 2008

Puisi Suami Yang Minta Izin Poligami

ISTRIKU

Jika engkau Bumi, akulah Matahari

Aku menyinari kamu, Kamu mengharapkan aku......

Ingatlah bahtera yg kita kayuh, begitu penuh riak gelombang

Aku tetap menyinari Bumi, hingga kadang Bumi pun silau

Lantas aku ingat satu hal....

Bahwa Tuhan mencipta bukan hanya Bumi, ada Planet-Planet yg juga mengharap aku sinari

Jadi......

Relakanlah aku menyinari Planet lain, menebar Sinarku

Menyampaikan faedah adanya aku, karna sudah kodrati dan Tuhan pun tak marah...





BALASAN PUISI SANG ISTRI

SUAMIKU

Bila kau memang Mentari, sang Surya penebar Cahaya...,

Aku Rela kau berikan Sinarmu kepada segala Planet yang pernah TUHAN ciptakan

karna mereka juga seperti aku, butuh penyinaran.....

dan akupun juga tak akan merasa kurang dengan pencahayaanmu...,

AKAN TETAPIIIIIIII. ......

Bila kau hanya sejengkal lilin yg berkekuatan 5 watt,

Jangan Bermimpi Menyinari Planet lain!!!

Karena kamar kita yg kecil pun belum sanggup kau terangi

Bercerminlah pada kaca di sudut kamar kita, ditengah remang-remang......

Pencahayaanmu yg telah aku mengerti untuk tetap menguak Mata

Coba liat siapa dirimu... MENTARI atau lilin ?

PLEASE DEH.......!!!!!!!!!!!!



Sumber :........

Senin, 08 September 2008

Membaca Karakter Berdasarkan Golongan Darah

Di Jepang, ramalan tentang seseorang lebih ditentukan oleh golongan darah daripada zodiak atau shio. Kenapa? Katanya, golongan darah itu ditentukan oleh protein-protein tertentu yang membangun semua sel di tubuh kita dan oleh karenanya juga menentukan psikologi kita. Benar apa tidak? mari kita simak ramalan berdasarkan golongan darah :


SIFAT SECARA UMUM

A : terorganisir, konsisten, jiwa kerja-sama tinggi, tapi selalu cemas (krn
perfeksionis).


B : Santai, easy going, bebas, dan paling menikmati hidup.


O : berjiwa besar, supel, gak mau ngalah, alergi pada yg detil.


AB : unik, suka hal aneh, banyak akal, berkepribadian ganda.

BERDASARKAN URUTAN

Yang paling sering terlambat dalam urusan waktu :
1. B (karena santai terus)
2. O (karena flamboyan)
3. AB (karena gampang ganti program)
4. A (karena gagal dalam disiplin)

Yg paling susah mentolerir kesalahan orang :
1. A (karena perfeksionis dan narsismenya terlalu besar)
2. B (karena easy going tapi juga easy judging/gampang menghakimi)
3. AB (karena asal beda)
4. O (karena judging tapi juga easy pardoning/gampang memaafkan)


Yang paling bisa dipercaya :
1. A (krn konsisten dan taat hukum)
2. O (demi menjaga balance)
3. B (demi menjaga kenikmatan hidup)
4. AB (mudah ganti frame of reference)

Yang paling disukai utk jadi teman :
1. O (orangnya sportif)
2. A (selalu tepat waktu)
3. AB (kreatif)
4. B (tergantung mood)


Kebalikannya, teman yang paling disebelin/tidak disukai:
1. B (egois, easy come easy go, maunya sendiri)
2. AB (double standard)
3. A (terlalu taat dan scrupulous)
4. O (sulit mengalah)


MENYANGKUT OTAK DAN KEMAMPUAN

Yang paling mudah kesasar/tersesat :
1. B
2. A
3. O
4. AB

Yang paling banyak meraih medali di olimpiade olah raga:
1. O (jago olah raga)
2. A (matematis)
3. B (tak terpengaruh pressure dari sekitar. Hampir seluruh atlet judo,
renang dan gulat jepang bergolongan darah B)
4. AB (alergi pada setiap jenis olah raga)


Yang paling banyak jadi direktur dan pemimpin :
1. O (karena berjiwa leadership dan problem-solver)
2. A (karena menghargai waktu dan teliti)
3. B (karena sensitif dan mudah ambil keputusan)
4. AB (karena kreatif dan suka ambil resiko)

Yang paling gampang menabung :
1. A (suka menghitung bunga bank)
2. O (suka melihat prospek)
3. AB (menabung krn punya proyek)
4. B (baru menabung kalau punya uang banyak)

Yg paling kuat ingatannya :
1. O
2. AB
3. A
4. B

MENYANGKUT KESEHATAN

Yang paling panjang umur :
1. O (gak gampang stress, antibodynya paling kuat)
2. A (hidup teratur)
3. B (mudah cari kompensasi stress)
4. AB (amburadul)

Yang paling gampang gendut :
1. O (nafsu makan besar, makannya cepet lagi)
2. B (makannya lama, nambah terus, dan lagi suka makanan enak)
3. A (hanya makan apa yg ada di piring, terpengaruh program diet)
4. AB (Makan tergantung mood, mudah kena anoressia)


Paling gampang digigit nyamuk : O (darahnya manis)

Yg paling gampang flu/demam/batuk/pilek :
1. A (lemah terhadap virus dan pernyakit menular)
2. AB (lemah thd kebersihan)
3. O (makan apa saja enak atau nggak enak)
4. B (makan, tidur nggak teratur)



Apa yg dimakan pada acara makan di sebuah pesta :
1.O (ambil protein hewani, pokoknya segala jenis daging)
2.A (ambil yg berimbang. 4 sehat 5 sempurna)
3.B (suka ambil makanan yg banyak kandungan airnya spt soup, soto, bakso dsb)
4.AB (hobby mencicipi semua masakan, mumpung gratis)

Yg paling cepat botak :
1. O
2. B
3. A
4. AB


Yang tidurnya paling nyenyak dan susah dibangunin :
1. B (tetap mendengkur meski ada Tsunami)
2. AB (jika lagi mood, sleeping is everything)
3. A (tidur harus 8 jam sehari, sesuai hukum)
4. O (baru tidur kalau benar2 capek dan membutuhkan)

Yang paling cepet tertidur :
1. B (paling mudah ngantuk, bahkan sambil berdiripun bisa tertidur)
2. O (Kalau lagi capek dan gak ada kerjaan mudah ngantuk)
3. AB (tergantung kehendak)
4. A (tergantung aturan)


Penyakit yang mudah menyerang :
1.A (stress, gila/linglung)
2.B (lemah terhadap virus influenza, paru-paru)
3.O (gangguan pencernaan dan mudah kena sakit perut)
4.AB (kanker dan serangan jantung, mudah kaget)

Apa yg perlu dianjurkan agar tetap sehat :
1. A (Krn terlalu perfeksionis maka santailah sesekali, tidak usah terlalu
tegang dan serius)
2. B (Krn terlalu susah berkonsentrasi, sekali-kali perlu serius sedikit,
meditasi, main catur)
3. O (Krn daya konsentrasi tinggi, maka perlu juga mengobrol santai,
jalan-jalan)
4. AB (Krn gampang capek, maka perlu cari kegiatan yg menyenangkan dan bikin lega).


Yang paling sering kecelakaan lalu lintas (berdasarkan data kepolisian)
1. A
2. B
3. O
4. AB


Sumber : ........

Minggu, 07 September 2008

Mengkontrol Berat Badan

Apalah artinya memiliki tubuh ramping namun selalu sakit? Sebaiknya pertanyaan retorik ini dapat digunakan sebagai bahan renungan bagi mereka yang overweight dan sedang menjalankan diet ketat.


Dalam mengurangi lemak yang tertimbun dalam tubuh, tidak seharusnya hanya memikirkan kuantitas, namun juga kualitasnya. Jadi jangan hanya memikirkan berapa kilogram lemak yang harus dibuang dari tubuh dalam jangka waktu tertentu, namun juga pikirkan cara yang terbaik dalam melakukannya agar terhindar dari penyakit.

Banyaknya kandungan lemak dalam tubuh seseorang, ditentukan melalui BMI (Body Mass Index) dengan perhitungan proporsional tinggi serta berat badannya. Seseorang yang memiliki BMI antara 25-29,9 dikategorikan overweight.

Jika BMI telah diatas 30 atau bahkan lebih, maka dikategorikan obesitas. Yang perlu diperhatikan adalah; semakin besar angka BMI maka semakin besar risiko terkena penyakit diabetes, jantung, arthritis, dan berbagai macam kanker.

Cara Menurunkan BMI
Cara ampuh untuk menurunkan angka BMI adalah dengan cara mengurangi kalori yang masuk ke dalam tubuh serta menambah jam untuk olahraga. Kesuksesan penurunan BMI ini tidak ditentukan oleh berapa lama jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengurangi berapa banyak kalori lemak dalam tubuh. Namun, ditentukan oleh pemilihan diet yang tepat dan juga sehat.

Perilaku serta kebiasaan sehari-hari pun turut ambil bagian dalam pola diet yang sedang dilaksanakan. Selain itu olahraga memang memegang kendali penting dalam menurunkan kadar kalori dalam tubuh.

Manfaat Olahraga
Olahraga membangun otot yang kuat, walau tidak mengurangi berat badan sekalipun. Anda akan terlihat lebih baik serta sehat setelah berolahraga. Olahraga rutin juga mengurangi risiko terserang penyakit kronis seperti penyakit jantung atau diabetes, meskipun Anda overweight.

Agar rutinitas olahraga Anda efektif, sebaiknya sebelum melakukannya konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter pribadi Anda. Konsultasikan jenis olahraga apa yang sekiranya sesuai dengan kondisi tubuh.

Jika telah memiliki olahraga yang tepat, lakukanlah sedikitnya 30 menit setiap harinya dalam seminggu. Olahraga yang cukup dapat memelihara kesehatan jantung serta membakar kalori. Semakin lama Anda berolahraga, semakin banyak kadar lemak yang dapat Anda bakar. Memiliki kebiasaan berjalan terlebih di pagi hari juga sangat baik bagi kesehatan.

Mengubah Kebiasaan
Mengubah kebiasan memang bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan terutama merubah semuanya sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Namun jika untuk suatu kebajikan, relakanlah untuk bersusah payah terlebih dahulu mengganti kebiasaan lama dengan kebiasaan baru yang lebih sehat.

Berikut beberapa kebiasaan yang dapat dijadikan patokan untuk hidup sehat, bugar serta juah dari lemak:
# Biasakan untuk sarapan sebelum pergi beraktivitas.
# Jika ingin makan dengan porsi yang banyak, lakukan saat makan siang.
# Makanlah dengan menu salad yang rendah kalori, sup serta segelas air putih.
# Utamakan untuk makan sayuran setiap kali menyantap hidangan.
# Jangan terbiasa untuk minum minuman yang mengandung gula ataupun soda.
# Jika Anda terpaksa untuk minum soda, pilihlah diet soda.
# Kurangi meminum alhokol.
# Saat makan, makanlah secara perlahan agar Anda dapat menakar porsi tubuh Anda yang sebenarnya.
# Lebih aktiflah dalam kehidupan sehari-hari, jangan hanya berdiam diri saja.
# Ganti gula Anda dengan gula diet rendah kalori.
# Mintalah dukungan dari sanak saudara ataupun teman Anda agar kebiasaan baru Anda yang lebih sehat ini dapat terlaksana dengan lancar.

Bagi Anda pecinta makanan manis yang banyak mengandung gula dan ingin mengganti kegemaran Anda ini, perlu memperhatikan jenis makanan apa saja yang sebaiknya
dijauhi.
# Pastry, donut, cake, biskuit, pie.
# Semua jenis keripik.
# Keju.
# Minyak goreng, mentega.
# Krim dan es krim.
# Nasi goreng, hot dogs dan roti yang mengandung daging.
# Soda serta jus buah yag mengandung gula.

Sebaiknya jangan menggunakan obat-obatan apapun jenisnya dalam pola diet Anda. Jika terpaksa menggunakannya, konsultasikan dahulu dengan dokter dan gunakan sesuai petunjuk dokter. Diet alami, seperti mengganti pola makan yang lebih sehat serta rutin berolahraga lebih baik dan sehat dibandingkan diet yang menggunakan obat.



Sumber : detikcom

Sabtu, 06 September 2008

Diet untuk Golongan Darah B

Ciri khas golongan darah B:
• Dianjurkan untuk melakukan diet dengan berbagai variasi makanan golongan darah, namun membatasi asupan daging.
• Disarankan mengonsumsi makanan dan minuman berbahan dasar susu untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
• Olahraga yang cocok dilakukan adalah renang, tenis, jalan kaki dan meditasi.
• Untuk mengatasi stres, sebaiknya mencari kegiatan rutin berupa hobi dan kreativitas.

Orang bergolongan darah B disarankan untuk mengonsumsi berbagai jenis makanan, sedangkan pemilik golongan darah A disarankan hanya mengonsumsi tumbuh-tumbuhan, alias berpola makan vegetarian. Untuk itu Dr. Peter J.D'Adamo menganjurkan agar pemilik golongan darah AB lebih banyak melakukan diet vegetarian tapi tetap mengkonsumsi produk susu pada saat tertentu. Terutama saat berolahraga.

Karakteristik pemilik golongan darah B adalah:
• Memiliki jalur pencernaan yang sensitif.
• Disarankan untuk mengkonsumsi makanan dalam jumlah sedikit, namun kekerapan makan lebih padat (lebih sering makan dengan porsi kecil)
Untuk lebih berenergi biasakan berolahraga di pagi hari.


Menu Diet yang dianjurkan

• Sarapan : Air putih dicampur jeruk nipis + Juice Anggur + Roti dua potong + Satu potong keju.

• Snack siang : Yogurt

• Makan Siang : Dada Ayam 4 irisan + Salad + 2 buah Plum + Teh Herbal

• Snack Sore : Cheesecake + Teh Herbal

Makan Malam : Omelet + Salad Buah + Kopi



Sumber : ........

Jumat, 05 September 2008

Diet Golongan Darah A

Dr. Peter J.D'Adamo dalam bukunya, Eat Right For Your Type menyebutkan pada 15.000 SM golongan darah A ditemukan. Pada masa itu, leluhur kita adalah pemburu yang mulai membentuk komunitas dan bertempat tinggal tetap.

Mereka mulai bercocok tanam dan mengonsumsi sayur-sayuran dan hanya makan daging dalam jumlah sangat sedikit. Untuk itulah Dr. Peter J.D'Adamo menyarankan agar pemilik golongan darah A menjalani diet vegetarian.

Ciri khas Golongan darah A

• Memiliki sistem pencernaan yang relatif sensitif.

• Harus menghindari makanan yang terbuat dari produk susu dan daging

• Dianjurkan menjadi vegetarian atau mengonsumsi makanan berkadar karbohidrat tinggi, namun rendah lemak.

• Meminimalisasi stres dengan meditasi, atau olahraga non kompetitif dan cukup istirahat

Menu diet yang dianjurkan

• Sarapan : Air putih dicampur jeruk nipis + Oatmel

• Snack Siang : Juice Anggur / Kopi

• Makan Siang : Salad + Roti Gandum satu potong + Teh Herbal

• Snack Sore : Kue Beras dua potong + Teh Hijau

( Bila perlu boleh makan Malam : Pasta tanpa daging + Brokoli + Yoghurt + Teh Herbal )


Sumber :.......

Kamis, 04 September 2008

Diet Golongan Darah AB

Golongan darah AB, adalah golongan darah terakhir, yang diketahui 1000 tahun SM. Dr. Peter J.D'Adamo mengatakan saat itu leluhur kita mulai mengubah gaya hidupnya ke arah modern. Jenis makanan yang disarankan adalah perpaduan antara makanan yang diperbolehkan dikonsumsi oleh para pemilik golongan darah A dan B.

Sebenarnya, jenis makanan golongan darah A dan B sangat bertolak belakang. Orang bergolongan darah B disarankan untuk mengonsumsi berbagai jenis makanan, sedangkan pemilik golongan darah A disarankan hanya mengonsumsi tumbuh-tumbuhan, alias berpola makan vegetarian. Untuk itu Dr. Peter J.D'Adamo menganjurkan agar pemilik golongan darah AB lebih banyak melakukan diet vegetarian tapi tetap mengkonsumsi produk susu pada saat tertentu. Terutama saat berolahraga.Golongan darah AB sendiri sebagai golongan darah yang masih cukup jarang dijumpai secara keseluruhan lebih stabil dari golongan darah A dan B karena dapat memiliki sebagian besar keuntungan dan intoleransi dari golongan darah A dan B. Golongan darah ini juga dinilai memiliki sistem daya tahan tubuh paling baik dibandingkan golongan darah lain, namun di sisi lain juga rentan terhadap penyakit-penyakit serius seperti penyakit jantung, saraf dan kanker.

Pada golongan darah AB juga dianjurkan olahraga yang berkaitan dengan relaksasi dan meditasi. Makanan-makanan yang dianjurkan untuk golongan darah ini antara lain adalah makanan laut, produk susu, beberapa jenis kacang-kacangan dan yang tidak dianjurkan adalah seperti daging merah, kacang merah dan jagung.

Berkaitan dengan nutrisi yang dibutuhkan ini, tubuh sebenarnya memerlukan makanan-makanan organik termasuk bahan nabati organik dengan kelengkapan gizi yang sesuai dengan golongan darah tertentu, dan ini menyangkut semua kebutuhan prebiotik dan probiotik serta enzim-enzim, vitamin, mineral serta asam amino esensial untuk mengoptimalkan fungsi tubuh.


Sumber : .......

Rabu, 03 September 2008

17 Tahun Gendong Suami Pergi Mengajar

Seorang istri berjuang membantu suaminya seorang guru yang lumpuh dengan cara menggendong menuju tempat mengajar selama lebih dari 17 tahun

ImageHidayatullah.com— Du Chanyun adalah seorang guru di kampung Dakou kota Liushan, tepatnya di pedalaman pegunungan Tuniu. Chanyun adalah tumpuan harapan dari 500 KK yang tersebar di kampung Dakou.

Tahun 1981, setelah lulus SMA, ketika itu usianya 19 tahun, Chanyun memutuskan menjadi seorang guru SD di kampung Dakou. Pria asal kampung Nancao, Provinsi Henan ini adalah seorang guru yang gigih. Selama sepuluh tahun, setiap bulan dia hanya memperoleh gaji guru sebesar RB. 6.5 (atau sekitar Rp. 7.000,-).

Suatu hari, di tahun 1990, bencana datang menimpanya. Saat itu adalah musim panas. Hujan badai membasahi ruangan kelas sekolahnya. Biasanya, di liburan musim panas, orang-orang di kampung itu mengumpulkan uang untuk memperbaiki sekolah, Du Chanyun begitu bersemangat bekerja, kehujanan pun tetap kerja memindahkan batu, seluruh badan basah kuyup. Akhirnya pada suatu hari, dia jatuh sakit, sakit berat karena kehujanan dan capek.

Sayangnya, setelah sembuh ia mendapatkan tubuhnya dia sudah tidak mampu dibuat berdiri lagi. Tubuh sisi kirinya tidak dapat digerakkan. Meski begitu, ia khawatir, mengajar akan menjadi sebuah mimpi yang jauh baginya.

Istrinya, Li Zhengjie merasakan isi hati sang suami. Untuk menentramkannya, Li mengatakan, “Kamu jangan kuatir, kamu tidak bisa jalan, sampai panggung pun saya akan menggendongmu,” demikian ujar wanita dari kampung yang buta huruf ini.

Menopang Suami

Tak urung, Li memikul tanggung jawab keluarga. Setiap hari, ia harus menggendong suaminya menjadi seorang guru dari rumah sampai sekolah yang jaraknya 6 mil. Sejak 1 September 1990, jadwal hidup Li seperti ini. Setiap hari mulai pagi-pagi, Li Zhengjie bangun menanak nasi, membangunkan 4 anggota keluarganya dan menyiapkan mereka makanan. Setelah makan, ia harus menggendong suaminya berangkat mengajar.

Di sepanjang jalan, Li meraba, merangkak jatuh bangun sampai tiba di sekolah. Di sekolah, Li menempatkan suaminya di kursi lalu menitip pesan ke beberapa murid yang agak besar lantas bergesa-gesa pulang. Maklum, di rumah masih ada sawah yang menunggunya untuk dikerjakan.

Sejak memikul tanggung jawab mengendong suaminya, ada dua hal yang paling dia takuti adalah musim panas dan musim dingin.

Rumah Du Chanyun berada pada Barat Selatan sekolah, walaupun jarak dari rumahnya ke sekolah hanya 3 mil, namun tidak ada jalan lain, selain dari jalan tikus, dengan batu-batuan yang berserakan, ranting-ranting pohon, sungai kecil.

Pada suatu hari di musim panas, saat itu, baru saja turun hujan lebat, Li Zhengjie seperti hari biasa menggendong suaminya berangkat. Air sungai saat itu melimpah menutup batu injakkan kakinya. Li Zhengjie sudah hati-hati meraba-raba batu pijakan, namun tidak disangka ia tergelincir. Arus sungai yang deras menghanyutkan mereka sampai 10 meter lebih. Untung tertahan oleh ranting pohon yang melintang di hulu sungai. Setelah lebih kurang setengah jam, ayahnya yang merasa khawatir akhirnya datang mencari, mereka ditarik, anak dan menantunya baru berhasil diselamatkan. Li lolos dari ancaman maut.

Dalam beberapa tahun ini, Li Zhengjie terus menggendong suaminya. Entah sudah berapa kali ia jatuh bangun. Pernah suaminya jatuh di posisi bawah. Kadang-kadang Li Zhengjie jatuh di posisi bawah. Suatu hari Li Zhengjie punya akal, setiap jatuh dia berusaha duluan menjatuhkan tubuhnya yang kekar menahan batu yang mengganjal.

ImageLi Zhengjie telah berjuang membantu suaminya siang dan malam. Ia bekerja keras dan capek. Sang suami, melihat dengan jelas perjuangan istrinya itu. Hati Du Chanyun merasa iba.

Pada tahun 1993, Du Chanyun memulai rencana buruk agar sang istri meninggalkannya.Ia tak ini sang istri menderita. Untuk mencapai tujuan ini, dia mengubah karakternya, sengaja ia mencari gara-gara untuk bertengkar. Du Chanyun, mulai memakinya. Tentu saja Li Zhengjie merasa tertekan. Setelah 2 kali ribut besar, mereka sungguh-sungguh akan bercerai.

Di hari perceraian yang ditunggu, Li Zhengjie menggendong suaminya naik sepeda. Ia sangat berhati-hati mendorong suaminya ke kelurahan setempat. Semua orang sangat mengenal sepasang suami-istri yang dikenal akrab ini. Begitu melihat tampang keduanya, semua orang makin gembira. “Saya tidak pernah melihat wanita menggendong suaminya ke lurah minta cerai, kalian pulang saja,” ujar pihak kelurahan.

Setelah keributan minta perceraian tenang kembali, Li Zhengjie hanya mengucapkan sepatah kata pada suaminya. “Walaupun nanti kamu tidak bisa bangun lagi, saya juga akan menggendong kamu sampai tua.”

Tidak Bolos Mengajar

Kondisi di sekolah tempat Du Chanyun mengajar sangat parah. Meski demikian, kedua pasang suami istri bisa memberikan pendidikan yang baik buat anak-anak. Di sekolah itu, pendidikan sangat kurang bik. Tidak ada alat musik dan tidak ada poliklinik. Namun Du Guangyun menggunakan daun membuat irama musik buat anak-anak. Li Zhengjie naik ke gunung mencari obat ramuan, pada musim panas dia memasak obat pendingin buat anak-anak, pada musim dingin masak obat anti flu buat anak-anak.

Di bawah bantuan istri, dalam 17 tahun, hari demi hari, tidak terhalangi oleh angin hujan, tidak pernah bolos satu kali pun.

Suatu hal yang menggembirakan, data yang terkumpul dari kepala sekolah tentang hasil ujian negeri bulan April, tingkat siswa yang lulus dari sekolah SD tersebut mencapai 100 %. Tahun lalu ketika ujian masuk perguruan tinggi, ada 4 orang siswa yang dulu pernah diajari dia masuk ke perguruan tinggi, tahun ini ada 4 lagi yang lulus masuk masuk spesialis.

Kini, setiap hari raya Imlek, murid-muridnya sengaja pulang ke kampung menjenguk bapak dan ibu gurunya, masalah tersebut menjadi peristiwa yang sangat menggembirakan bagi sepasang suami istri guru ini.


Sumber : www.hidayatullah.com