Minggu, 16 November 2008

Ampunan-Nya

Ah kejujuran yang indah. Suguhkanlah dihadapan Allah dengan penuh harap dan rasa takut. Saat air mata menetes (karena takut kepada Allah), mohon ingatlah hal berikut (dimana dengannya saya melihat Islam itu harapan):

Kelak di yaumil akhir, gemuruh neraka memburu manusia. Dari jarak kl 7th perjalanan gemuruh neraka telah menakutkan. Bahkan para nabi dan Rasul berteriak: "selamatkan aku, selamatkan aku..!" kecuali seorang Rasul, ialah Rasulullah. Beliau justru berteriak: "Umatku, umatku..". (sahabat rasakanlah desir sekujur tubuh karena kita haru atas: betapa hebat kasih sayang Rasulullah kepada kita).

Kemudian Rasulullah terus berusaha memadamkannya, yaitu dengan menyebutkan sifat-sifat mulia hamba2 Allah yang sering bangung tengah malam (bertahajud), sering bersedekah, dst. Tapi api tersebut tidak pernah padam bahkan terus mendekat.

Tiba-tiba muncul malaikat membawa mangkuk berisi air, berujar: "padamkanlah dengan (air) ini..". Lalu Rasulullah memercikkan air tersebut ke arah gemuruh api, dan subhanallah: api itu padam.

Rasulullah bertanya: "air apakah ini?". Malaikat menjelaskan bahwa itu adalah air mata umat Rasulullah yang berdosa besar, tetapi bertobat dan karena takutnya kepada Allah dia menangis.

..............

Sahabatku, tidakkah riwayat diatas menunjukkan betapa Islam adalah sebuah harapan dan masa depan kita, padahal itu pun jalan. Ajukanlah keluh kesah dan segenap penyesalan kehadapan-Nya, mintalah ampunan-Nya segera dan terus-menerus. Semoga Allah menjadikan kita semua baik di akhir dan mati dalam keimanan yang terkokoh dan bisa kita pertanggung-jawabkan.

Hasbunallah wani'mal wakil (cukuplah Allah pelindungku dan pemeliharaku). Dan cukuplah kepada Allah saja kita berkeluh-kesah, sementara alam semesta biarlah melihat kita tersenyum/salam walau dada terasa terbelah/teriris.



Sumber : anonim


Sungguh..........Kasih Sayang ALLAH mendahului murkaNya, janganlah putus asa mengharapkan pengampunanNya..........

Tidak ada komentar: